Bisnis.com, JAKARTA - Pemberontak Houthi Yaman mengancam akan menyerang kota besar futuristik bernama NEOM di Arab Saudi di tengah negosiasi yang macet.
Mengutip pemberitaan The New Arab pada Selasa (15/8/2023) ancaman tersebut disampaikan oleh pemimpin tertinggi kelompok yang didukung Iran, Abdul Malik Al-Houthi, untuk menyerang proyek NEOM.
Berdasarkan catatan Bisnis, NEOM sendiri diresmikan oleh Putra Mahkota Mohammed pada tahun 2017, yakni kota berteknologi tinggi senilai US$500 miliar atau setara dengan Rp7.645 triliun (kurs: Rp15.308).
Proyek tersebut kemudian dibangun untuk menjadi proyek unggulan, dari rencana diversifikasi bisnis minyak.
NEOM yang dirancang untuk menjadi smart city atau kota pintar, akan diperlakukan sebagai negara dalam negara yang memiliki zona ekonomi dan otoritasnya sendiri dengan menjunjung nol emisi karbon dan diproyeksikan akan selesai pada 2025.
Dapat diketahui bahwa perang di Yaman dimulai pada 2014, yakni setelah Houthi merebut ibu kota Sanaa. Koalisi yang dipimpin Saudi dan Houthi telah dituduh melakukan pelanggaran berat oleh kelompok hak asasi manusia.
Baca Juga
Terkait ancaman tersebut, Al-Houthi mengkritik koalisi pimpinan Saudi yang ikut campur dalam perang Yaman pada 2015, yakni untuk mendukung pemerintah negara yang diakui secara internasional.
"Koalisi agresi bersikeras untuk terus mengepung kami dan menduduki sebagian besar negara kami dan membongkarnya, dan kami harus menghadapinya sebagai kebutuhan yang realistis," jelasnya.
Dia juga menuturkan bahwa akan menerapkan sikap tegas, jika perkembangan positif tidak terjadi, tindakan menindas tidak ditangani, dan jika Saudi tidak meninggalkan pendekatan agresif.
Sebelumnya, mengutip pemberitaan Almasirah Media Network yang dikelola oleh Houthi pada Selasa (15/8) Al-Houthi mengatakan bahwa tidak mungkin bagi rezim Saudi untuk hidup dalam keamanan dan kemakmuran dan memindahkan investasi di NEOM, sementara terdapat blokade, penderitaan dan kesengsaraan rakyatnya yang terus berlanjut.
“Rakyat Yaman tidak dapat tinggal diam tentang situasi di mana rakyat kami sangat menderita, dan kami tidak dapat tinggal diam tentang apa yang ingin diterapkan oleh Saudi dan Emirat untuk Amerika dan Inggris terhadap negara kami melalui perang, pendudukan, dan perampasan kekayaan nasional,” jelasnya.