Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemberontak Houthi Yaman Ancam Serang NEOM, Kota Senilai Rp7.654 Triliun di Arab Saudi

Pemberontak Houthi Yaman mengancam akan menyerang kota besar futuristik bernama NEOM di Arab Saudi. Kota tersebut ditaksir senilai US$500 miliar atau Rp7.654 T.
Pangeran Mohammad Bin Salman meluncurkan The Line di Neom. /ArabNews
Pangeran Mohammad Bin Salman meluncurkan The Line di Neom. /ArabNews

Bisnis.com, JAKARTA - Pemberontak Houthi Yaman mengancam akan menyerang kota besar futuristik bernama NEOM di Arab Saudi di tengah negosiasi yang macet. 

Mengutip pemberitaan The New Arab pada Selasa (15/8/2023) ancaman tersebut disampaikan oleh pemimpin tertinggi kelompok yang didukung Iran, Abdul Malik Al-Houthi, untuk menyerang proyek NEOM.

Berdasarkan catatan Bisnis, NEOM sendiri diresmikan oleh Putra Mahkota Mohammed pada tahun 2017, yakni kota berteknologi tinggi senilai US$500 miliar atau setara dengan Rp7.645 triliun (kurs: Rp15.308).

Proyek tersebut kemudian dibangun untuk menjadi proyek unggulan, dari rencana diversifikasi bisnis minyak. 

NEOM yang dirancang untuk menjadi smart city atau kota pintar, akan diperlakukan sebagai negara dalam negara yang memiliki zona ekonomi dan otoritasnya sendiri dengan menjunjung nol emisi karbon dan diproyeksikan akan selesai pada 2025. 

Dapat diketahui bahwa perang di Yaman dimulai pada 2014, yakni setelah Houthi merebut  ibu kota Sanaa. Koalisi yang dipimpin Saudi dan Houthi telah dituduh melakukan pelanggaran berat oleh kelompok hak asasi manusia. 

Terkait ancaman tersebut, Al-Houthi mengkritik koalisi pimpinan Saudi yang ikut campur dalam perang Yaman pada 2015, yakni untuk mendukung pemerintah negara yang diakui secara internasional. 

"Koalisi agresi bersikeras untuk terus mengepung kami dan menduduki sebagian besar negara kami dan membongkarnya, dan kami harus menghadapinya sebagai kebutuhan yang realistis," jelasnya. 

Dia juga menuturkan bahwa akan menerapkan sikap tegas, jika perkembangan positif tidak terjadi, tindakan menindas tidak ditangani, dan jika Saudi tidak meninggalkan pendekatan agresif.

Sebelumnya, mengutip pemberitaan Almasirah Media Network yang dikelola oleh Houthi pada Selasa (15/8) Al-Houthi mengatakan bahwa tidak mungkin bagi rezim Saudi untuk hidup dalam keamanan dan kemakmuran dan memindahkan investasi di NEOM, sementara terdapat blokade, penderitaan dan kesengsaraan rakyatnya yang terus berlanjut. 

“Rakyat Yaman tidak dapat tinggal diam tentang situasi di mana rakyat kami sangat menderita, dan kami tidak dapat tinggal diam tentang apa yang ingin diterapkan oleh Saudi dan Emirat untuk Amerika dan Inggris terhadap negara kami melalui perang, pendudukan, dan perampasan kekayaan nasional,” jelasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper