Bisnis.com, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mempersilakan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) keluar dari koalisi partai politik pendukung bakal calon presiden Ganjar Pranowo, jika Sandiaga Uno tidak jadi calon wakil presiden (cawapres).
Basarah mengakui beberapa waktu belakangan PPP kerap wanti-wanti keluar koalisi apabila kadernya Sandiaga Uno tak terpilih jadi cawapres. Dia pun menyatakan tak bisa menahan PPP apabila memang melakukan itu.
PDIP, lanjutnya, mensyaratkan kesukarelaan dalam menjalin kerja sama politik dengan partai lain.
"Monggo [silakan keluar]. Lagi-lagi kan bagi PDI Perjuangan kerja sama politik itu dasarnya harus kesukarelaan. Harus kesukarelaan tidak boleh ada paksaan, apalagi ada ancaman, dan lain sebagainya," ujar Basarah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin(14/8/2023).
Dia berpendapat, jika tak ada kesukarelaan dalam dalam kerja sama politik antarpartai maka hanya akan menimbulkan kesulitan dalam penentuan keputusan.
Meski demikian, Basarah menegaskan setiap tokoh yang sudah masuk radar masih punya peluang sama untuk jadi cawapres Ganjar, termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekaligus Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno.
Baca Juga
"Mau Pak Sandiaga Uno, mau Pak Mahfud MD, kemudian sekarang Mbak Puan ada menyebut Mbak Yenny Wahid, ada mantan panglima TNI Jenderal Andika perkasa, kemudian ada Pak Erick Thohir, dan banyak lagi. Saya kira probability [kemungkinan] mereka untuk menjadi cawapres Pak Ganjar cukup tinggi," jelasnya.
Wakil Ketua MPR ini pun meminta masyarakat bersabar. Menurutnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pasti akan berunding dengan para pimpinan partai pendukung Ganjar lainnya sebelum menentukan sosok cawapres.
"Saya kira sudah menjadi tradisi politik Ibu Mega sejak Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 kemarin, ketika memutuskan siapa cawapres Pak Jokowi semua partai pendukung Pak Jokowi pada waktu itu diajak bicara, diajak rembukan. Itulah prinsip musyawarah mufakat," ungkap Basarah.
Sebagai informasi, saat ini bakal calon presiden Ganjar Pranowo diusung oleh PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo. Meski demikian, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengungkapkan mulai muncul perbincangan di internal partainya soal kemungkinan keluar dari koalisi pendukung Ganjar.
Arsul menjelaskan, pihaknya mendorong agar Sandi menjadi cawapres Ganjar di Pilpres 2024. Meski demikian, PPP mendengar kabar ada kemungkinan Sandi tidak terpilih menjadi cawapres.
"Teman-teman di PPP juga mendengar ada kemungkinan Pak Sandi juga tidak dipilih [jadi cawapres]. Kan begitu, pasti lah," ujar Arsul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (8/8/2023).
Oleh sebab itu, lanjutnya, muncul pembicaraan soal kemungkinan-kemungkinan langkah politik PPP apabila Sandi tak terpilih menjadi cawapres Ganjar. Terutama, soal kerja sama politik dengan pendukung Ganjar lainnya yaitu PDI Perjuangan, Partai Hanura, dan Partai Perindo.
"Sedang berkemuka adalah itu, kalau Pak Sandi tidak jadi cawapres itu harus bagaimana PPP? Kalau pertanyaannya seperti itu, apakah tetap ada di koalisi ini atau kemudian itu [keluar]. Kan masih berkembang gitu," ungkap Arsul.
Belakangan, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M. Romahurmuziy alias Rommy juga menyampaikan hal senada. Menurut Rommy, PPP baru akan mengambil sikap apabila Sandi tak jadi cawapres Ganjar.