Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adieu Djoko Pekik : Maestro Lukis, Lekra, dan Penjara

Maestro lukis asal Yogyakarta Djoko Pekik meninggal dunia, ini profilnya
Adieu Djoko Pekik : Maestro Lukis, Lekra, dan Penjara. Djoko Pekik./Hypeabis/Youtube IVAA
Adieu Djoko Pekik : Maestro Lukis, Lekra, dan Penjara. Djoko Pekik./Hypeabis/Youtube IVAA

Bisnis.com, JAKARTA — Maestro lukis asal Yogyakarta Djoko Pekik meninggal dunia, Sabtu (12/8/2023) pagi, sekitar pukul 08.19 WIB di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. 

Seliwer kabar duka disampaikan sahabat sang maestro yang terkenal lewat karya-karya kritik sosial lugas lewat kanvas dan sejarah hidup yang panjang, 86 tahun.

Seniman Butet Kertaredjasa turut melepas sang sahabat lewat dua foto di akun instragram miliknya.

“Selamat Jalan Pak Djoko Pekik. Sumangga Gusti,” tulis Butet seperti dikutip, Sabtu (12/8/2023). 

Djoko Pekik lahir di Grobongan, Purwodadi, Jawa Tengah pada 2 Januari, 1937. Dia memulai perjalanan seninya di tahun 1958 ketika masuk ASRI Yogyakarta. Di sana, Djoko belajar melukis langsung dari Suromo, Abas Alibasyah dan Widayat. 

Pada 1961, Djoko Pekik bersama Amrus Natalsya, Ng Sembiring, Isa Hasanda, Misbach Thamrin, dan masih banyak lagi, mendirikan Sanggar Bumi Tarung. Kelak kolektif kesenian tersebut juga berafiliasi dengan Lembaga Kesenian Rakyat atau Lekra.

Mengutip dari Hypeabis.id, Bumi Tarung  lebih memilih mengusung aliran realisme revolusioner, berbeda dari kebanyakan seniman saat itu yang masih mengusung tema abstrak.

Selain itu, strategi berkesenian dari kelompok ini turun ke bawah (turba) untuk berdialog langsung dengan masyarakat mengenai persoalan yang terjadi.

Sebelum tragedi 1965 pecah di Indonesia, Djoko Pekik tercatat pernah beberapa kali menggelar pameran lukisan di Jakarta. Bahkan karyanya juga masuk dalam kategori lima besar lukisan terbaik di pameran tingkat nasional yang diadakan oleh Lekra pada tahun 1964.

Namun, setelah gerakan 30 September 1965 meletus, Djoko Pekik bersama anggota Lekra yang lain ditangkap aparat kepolisian. Peristiwa penangkapan itu dipicu oleh pemberontakan G30S  yang akhirnya membuat Partai Komunis Indonesia dan para simpatisannya dijebloskan ke penjara.

Di masa itu, Djoko Pekik sempat mendekam di penjara Wirogunan selama 7 tahun, yakni dari tahun 1965 sampai 1972. Setelah bebas dari penjara, Djoko Pekik sempat vakum melukis dengan bekerja serabutan. Akan tetapi, jiwa melukisnya tidak pernah surut hingga dia memamerkan lukisannya kembali di Jakarta.

"Saya ini masuk tahanan juga, saya masuk tahanan di beteng Yogyakarta. Sementara itu seniman-seniman lain banyak yang dibuang ke Pulau Buru dan Nusakambangan," papar Djoko pekik dikutip dari wawancara arsip video IVAA.

Sejak penangkapannya, Djoko Pekik baru mulai aktif melakukan pameran pada sekitar 1900-an. Melalui gaya melukisnya yang khas lewat aliran realis ekspresif dengan dibumbui nilai-nilai kerakyatan, akhirnya membuat banyak kolektor melirik karya-karyanya.

Selain itu, ada juga lukisan berjudul Demit 2000 (2001) yang menggambarkan figur penguasa yang sedang mengungkapkan ekspresi marahnya, dengan mata melotot dan mulut menganga sambil memegang pelantang suara. Sementara itu di latar belakangnya berdiri orang yang seolah mengikuti koor dari karakter deformasi wayang itu.

"Lukisan ini secara simbolik menggambarkan sifat kekuasaan yang kasar dengan dukungan jajaran kepatuhan. Representasi kerasnya kekuasaan tersirat dari figur penguasa yang berwajah sangar seperti demit atau setan," tulis laman Galeri Nasional Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper