Bisnis.com, JAKARTA - Kandidat Presiden Ekuador Fernando Villavicencio yang juga seorang pengkritik korupsi dan kejahatan terorganisir tewas saat acara kampanye di Quito utara, pada Rabu (9/8/2023) malam.
Villavicencio dilaporkan telah ditembak, tetapi polisi dan Kementerian Dalam Negeri Ekuador tidak menanggapi permintaan komentar tentang kronologi pembunuhan tersebut.
Kantor jaksa agung mengatakan seorang tersangka dalam kejahatan itu kemudian turut tewas, karena luka yang dideritanya dalam baku tembak.
Melansir Reuters, adapun kekerasan itu juga melukai 9 orang lainnya, termasuk seorang calon legislatif dan 2 orang petugas polisi.
Terlihat dari video yang beredar di media sosial, yang menunjukkan berlangsungnya acara kampanye, tampak orang-orang berlindung dan berteriak saat mendengar suara tembakan.
Presiden Ekuador Guillermo Lasso di platform X mengatakan bahwa dia tidak akan tinggal diam atas kejahatan tersebut.
Baca Juga
"Untuk kenangan dan perjuangannya, saya meyakinkan Anda bahwa kejahatan ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Kejahatan terorganisir telah berjalan sangat jauh, tetapi semua beban hukum akan menimpa mereka," katanya.
Lasso menyalahkan meningkatnya kekerasan di jalanan dan di penjara atas pertikaian kriminal dalam rute perdagangan yang digunakan oleh kartel Meksiko, mafia Albania, dan lainnya untuk mengedarkan narkoba.
Sementara itu, dia menyatakan akan menjamu para pejabat tinggi keamanan pada pertemuan mendesak karena kasus itu.
Sebelumnya, Villavicencio telah berjanji kepada rakyat bahwa akan memerangi korupsi dan mengurangi penghindaran pajak jika terpilih menjadi presiden Ekuador.
Adapun protes hingga larut malam mengecam pembunuhan itu terjadi di beberapa kota, termasuk kampung halaman Villavicencio di Alausi.