Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu Retno Desak OKI Ambil Sikap Tegas atas Kasus Pembakaran Alquran

Menlu RI Retno Marsudi mendesak OKI untuk mengirimkan pesan bersatu mengutuk keras pembakaran Alquran.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengikuti Sidang Luar Biasa ke-18 Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) secara virtual, Senin (31/7/2023)./Twitter @Kemlu_RI
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengikuti Sidang Luar Biasa ke-18 Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) secara virtual, Senin (31/7/2023)./Twitter @Kemlu_RI

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendesak negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengambil sikap tegas terhadap aksi pembakaran kitab suci Alquran yang terjadi di Swedia dan Denmark baru-baru ini.

Menlu Retno menyampaikan hal tersebut saat mengikuti Sidang Luar Biasa ke-18 Dewan Menteri Luar Negeri OKI pada Senin (31/7/2023) lalu.

"Mendesak OKI untuk mengirimkan pesan bersatu mengutuk keras pembakaran Alquran," ungkapnya melalui akun Twitter resmi @Menlu_RI.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Teuku Faizasyah juga menyampaikan peran pertemuan OKI terhadap kasus pembakaran Alquran baru-baru ini. 

Dia mengatakan bahwa melalui pertemuan OKI, Indonesia menegaskan kembali sikap bahwa kebebasan berpendapat tidak boleh mencederai kehormatan terhadap kitab suci yang sakral. 

"Pertemuan OKI tersebut kita menegaskan kembali apa yang menjadi posisi Indonesia dan juga menegaskan kembali bahwa apa yang disebut dengan kebebasan berpendapat tidaklah boleh kemudian mencederai perasaan mereka atau mencederai mereka yang memiliki pendekatan atau kehormatan terhadap kitab-kitab suci yang sakral sikapnya," katanya, di Kemlu RI, pada Selasa (1/8/2023). 

Faizasyah menekankan pertemuan negara-negara OKI, juga untuk menegaskan kepada negara yang terjadi perusakan kitab suci agar segera mengambil langkah hukum sehingga tidak adanya kondisi serupa terjadi kembali. 

"Melalui OKI, intinya adalah negara-negara OKI, negara-negara besar mayoritas penduduk Muslim, menegaskan posisi mereka bersama yang salah satunya menegaskan agar negara-negara yang terjadi penistaan atau perusakan kitab-kitab suci mengambil langkah-langkah hukum, menciptakan kondisi yang tidak memungkinkan adanya tindakan penistaan terhadap kitab-kitab suci," ucapnya. 

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa telah ada keputusan bersama di Dewan HAM untuk mendorong negara-negara meninjau kembali aturan hukum di negaranya. 

"Sebelumnya sudah ada di Dewan HAM keputusan bersama yang antara lain mendorong negara-negara melakukan peninjauan kembali aturan hukum nasional mereka sehingga tindakan-tindakan pelecehan terhadap kitab-kitab suci bisa dikenakan sanksi hukum," tambahnya. 

Kemudian dia menekankan kembali bahwa peran forum OKI akan menegaskan kembali sesuai dengan yang sudah disepakati di forum Jenewa. 

"Kita tidak bisa mentolerir pembiaran atas penistaan kitab-kitab suci yang dihormati lebih dari miliaran penduduk dunia," katanya. 

Seperti diketahui, pembakaran kitab suci Alquran terjadi di Swedia dan Denmark baru-baru ini. Aksi tersebut banyak mendapat kecaman dari banyak negara, terutama negara dengan mayoritas agama Muslim. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper