Bisnis.com, SOLO - Filsuf dan pengamat politik Rocky Gerung memberikan penjelasan tentang video umpatannya kepada Jokowi yang viral.
Dilansir dari YouTube Rocky Gerung Official, Bung Rocky, begitu panggilan akrabnya, menyampaikan bahwa umpatan tersebut ia lontarkan kala diundang mengisi sebuah acara buruh di Bekasi.
"Iya itu acara buruh, saya diundang. Ya karena saya diundang, saya orasi kan. Saya setuju banget kalau buruh mau kepung istana itu," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung kemudian menjelaskan duduk perkara bagaimana dirinya bisa melontarkan dua kata umpatan kepada Presiden RI tersebut. Sebab menurutnya, itu adalah kata yang paling efisien untuk menggambarkan "dosa" Jokowi.
"Supaya buruhnya semangat, saya tunjukan fakta bahwa Presiden Jokowi itu harus bertanggung jawab terhadap Omnibus Law, dia takut untuk berdebat. Omnibus Law itu sudah dibatalkan di Makamah Konstitusi tapi dijadikan Perpu. Perpu sama dengan Undang-Undang. Itu kan namnya berdusta."
"Kemudian viral saya ucapkan bajingan itu. Itu forum politik di mana orang bisa memilih kalimat, supaya itu efektif kan," lanjut Rocky Gerung.
Baca Juga
Ia kemudian membandingkan perpolitikan antara Indonesia dan Amerika Serikat. Rocky mengatakan jika kata umpatan juga kerap digunakan oleh politikus AS agar orasi dan pidatonya efisien.
"Di Amerika kan sering itu pakai kata-kata the economy stupid (yang sering) dikatakan Blinken itu."
Rocky kemudian memberikan penjelasan arti kata Bajingan di era kerajaan Mataram. Menurut penelitian, Bajingan merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut untuk orang yang menarik gerobak.
Dia dicintai Tuhan karena membantu memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain.
Bajingan ini juga yang menyembunyikan tentara ketika dikepung oleh Belanda pada masa kemerdekaan. Jadi dalam kacamata positif, ini sama sekali bukan kata kasar.
Hanya saja seiring perkembangan zaman, kata tersebut dianggap dan sering digunakan sebagai kata umpatan.
"Tapi kita tak mau mempersoalkan itu, yang dipersoalkan, kenapa hak orang mengatakan sesuatu dihalangi gitu," tanya Rocky.
Rocky Gerung mengatakan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi. Dia meminta penghormatan yang sama seperti masyarakat lain yang punya pemikiran berbeda dengan dirinya.
"Saya berhak menyampaikan pandangan politik saya, sama seperti saya menghormati para pemuji Jokowi. Kan saya nggak laporin mereka ke Bareskrim, walaupun kita tahu ini kok menghina akal sehat," imbuhnya.
Ketika ditanya tentang apakah pantas Indonesia dan Amerika Serikat dibandingkan soal pemilihan diksi perpolitikan, Rocky dengan tegas menjawab sama.
Sebab AS dan Indonesia sama-sama menganut sistem demokrasi. Apabila di Indonesia diksi kasar masih dilarang dalam politik, maka RI sejatinya sudah kembali ke sistem feodal.
"Bisa, tapi diubah aja jangan pakai sistem demokrasi kan. Soalnya kita (AS dan RI) sama-sama pakai demokrasi. Diubah aja jadi feodalisme. Dalam sistem feodalisme tak akan ada umpat mengumpat begituan tu," lanjutnya.
Di sisi lain, laporan sejumlah organisasi relawan Jokowi ke Bareskrim atas dugaan penghinaan Presiden yang dilakukan oleh Rocky Gerung telah ditolak.
Menurut Sekretaris Barisan Relawan Jalan Perubahan (Bara JP), Relly Reagen, alasan Bareskrim menolak karena harus ada klarifikasi dari Presiden Jokowi langsung sebagai pihak yang dirugikan.