Bisnis.com, JAKARTA - Juru bicara Dewan Federasi Rusia Valentina Matviyenko menyatakan bahwa koridor biji-bijian disalahgunakan oleh Ukraina, AS dan NATO di bawah kesepakatan Laut Hitam untuk tujuan sabotase dan teroris.
Dia mengatakan bahwa selama ini negara-negara tersebut tidak memiliki minat yang tulus dalam memberikan bantuan kemanusiaan ke negara-negara yang membutuhkan.
“Baik Ukraina, Washington, maupun NATO tidak tertarik untuk memberikan bantuan makanan kepada negara-negara yang membutuhkan, mereka memiliki tujuan lain. Tujuan mereka adalah subversif, militeristik, (sebagaimana mereka berusaha) menggunakan koridor biji-bijian untuk melakukan sabotase, untuk aksi teroris,” katanya dalam konferensi pers.
Pembicara senat itu juga mengomentari rencana pertemuan Dewan Ukraina-NATO, dan mengatakan bahwa Kyiv tidak mengajukan banding ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tetapi ke NATO.
“Tentu saja, NATO tertarik untuk menggunakan Laut Hitam, jelas untuk apa. Tidak akan ada hasil bagi mereka, dan, tentu saja, NATO tidak akan terlibat dalam menyediakan pasokan makanan ke negara-negara Afrika,” tambahnya.
Melansir TASS, Matviyenko juga menunjukkan bahwa pihak Rusia tidak akan mengizinkan perairan Laut Hitam digunakan untuk mengirimkan senjata ke Ukraina, yang akan menggunakannya dengan tujuan sabotase dan teroris.
Baca Juga
“Ketika kesempatan untuk Ukraina ditutup, mereka mendesak Dewan NATO-Ukraina (yang baru dibentuk). Di sini niat mereka sekarang menjadi jelas. Apa yang kita bicarakan, mereka baru saja mengkonfirmasi hari ini,” katanya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebelumnya mendesak Rusia untuk kembali dalam kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina ke Laut Hitam.
Dia telah menulis surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai upaya terakhir untuk menyelamatkan kesepakatan biji-bijian tersebut, pada 11 Juli lalu.
Meski begitu, Kremlin telah menolak seruan PBB agar Moskow bergabung kembali dengan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam itu, sampai kesepakatan terkait kepentingan Rusia bisa dihormati.