Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sekjen PBB Desak Rusia Kembali dalam Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam

Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak Rusia untuk kembali dalam kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina ke Laut Hitam.
Sekjen PBB Desak Rusia Kembali dalam Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam. Kapal-kapal, termasuk yang membawa biji-bijian dari Ukraina dan menunggu inspeksi, terlihat berlabuh di lepas pantai Istanbul pada 2 November 2022 di Istanbul, Turki. Rusia menangguhkan partisipasinya dalam Prakarsa Biji-Bijian Laut Hitam yang didukung PBB pekan lalu dengan menyatakan tidak dapat menjamin keselamatan kapal sipil setelah serangan terhadap armada Laut Hitam Rusia. Bloomberg/ Getty Images
Sekjen PBB Desak Rusia Kembali dalam Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam. Kapal-kapal, termasuk yang membawa biji-bijian dari Ukraina dan menunggu inspeksi, terlihat berlabuh di lepas pantai Istanbul pada 2 November 2022 di Istanbul, Turki. Rusia menangguhkan partisipasinya dalam Prakarsa Biji-Bijian Laut Hitam yang didukung PBB pekan lalu dengan menyatakan tidak dapat menjamin keselamatan kapal sipil setelah serangan terhadap armada Laut Hitam Rusia. Bloomberg/ Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mendesak Rusia untuk kembali dalam kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina ke Laut Hitam atau Black Sea Grain. 

Rusia mundur dari kesepakatan itu dengan alasan bahwa permintaan untuk meningkatkan ekspor makanan dan pupuknya sendiri belum terpenuhi. Sementara itu, biji-bijian Ukraina tidak mencukupi untuk dikirim ke negara-negara termiskin di bawah kesepakatan Laut Hitam.

"Dengan penghentian inisiatif Laut Hitam, yang paling rentan akan membayar harga tertinggi. Ketika harga pangan naik, semua orang membayarnya," kata Guterres dalam KTT Sistem Pangan PBB di Roma, Senin (24/7/2023). 

Melansir CNA, sejak Rusia mundur dari kesepakatan dan mulai menyerang pelabuhan Odesa, pengekspor makanan Ukraina di Laut Hitam dan Sungai Danube, masa depan gandum dan jagung global terancam. 

“Ini sangat menghancurkan bagi negara-negara rentan yang berjuang untuk memberi makan rakyatnya,” lanjutnya. 

Guterres telah menulis surat kepada Putin sebagai upaya terakhir untuk menyelamatkan kesepakatan biji-bijian tersebut, pada 11 Juli lalu. 

Dia mengusulkan Rusia memperpanjangnya dengan batas harian 4 kapal bepergian ke Ukraina dan 4 kapal berangkat, sebagai imbalan untuk menghubungkan anak perusahaan Bank Pertanian Rusia Rosselkhozbank ke sistem pembayaran global SWIFT.

Permintaan utama Moskow telah menghubungkan kembali Rosselkhozbank ke SWIFT, dan Uni Eropa menghentikannya pada Juni 2022.

"Saya meminta Federasi Rusia untuk kembali menerapkan kesepakatan Laut Hitam, sejalan dengan proposal terbaru yang kami sampaikan. Saya mendesak komunitas global untuk bersatu demi solusi efektif dalam upaya penting ini," ucapnya. 

Kesepakatan biji-bijian Laut Hitam ditengahi oleh PBB dan Turki untuk memerangi krisis pangan global yang diperburuk oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. 

Ukraina dan Rusia merupakan negara yang sama-sama sebagai pengekspor biji-bijian terbesar di dunia. Ekspor biji-bijian Rusia meningkat sejak perang, tetapi pupuk berbasis amonia dan potasiumnya menurun tajam.

"Saya tetap berkomitmen untuk memfasilitasi akses tanpa hambatan ke pasar global untuk produk makanan dan pupuk dari Ukraina dan Federasi Rusia dan untuk memberikan ketahanan pangan yang layak didapatkan setiap orang," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper