Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyinggung tren penurunan elektabilitas Partai Golkar.
Bahlil cukup prihatin dengan kondisi Golkar saat ini. Pasalnya sebagai bekas partai penguasa, elektabilitas Golkar kini hanya tersisa sebanyak 6 persen. Padahal pada Pemilu 2014-2019, suara Golkar masih bertahan di angka 12 persen.
Selain itu, dengan banyaknya elite Golkar yang memegang jabatan penting di kabinet pemerintahan saat ini, seharusnya Golkar memiliki momentum untuk menaikkan elektabilitas seperti yang terjadi di Partai Gerindra atau PDI Perjuangan (PDIP).
"Harusnya Golkar juga ikut naik dong. Toh dia juga dukung Jokowi, dengan approval rating di angka 80 persen, harusnya berimbas juga ke Golkar, kenapa yang dapat hanya PDIP dan Gerindra," jelas Bahlil, Sabtu (22/7/2023).
Bahlil heran dengan kondisi tersebut. Dia kemudian menyinggung nama Prabowo Subianto yang menurutnya mampu mengambil momentum untuk menaikkan elektabilitas Gerindra.
"Coba seperti Pak Prabowo, dia betul-betul memanfaatkan secara elektoral tingkat kepuasan publik terhadap Pak Jokowi terhadap Gerindra. Artinya dia ngurus itu," jelasnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Bahlil Lahadalia mengisyaratkan kesiapannya maju sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Bahlil tampaknya akan mengikuti jejak Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam bursa pengganti Airlangga Hartarto yang kini tengah digoyang isu Musyawarah Nasional Luar Biasa alias Munaslub.
"Sebagai kader Golkar ketika melihat partainya dalam kondisi yang membutuhkan uluran tangan kader yang merasa bertanggung jawab saya yakin punya perasannya. Tapi melalui mekanisme yang jelas sesuai dengan organisasi," ujar Bahlil dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin media di kediamannya, Jakarta Selatan, Sabtu (22/7/2023).
Di sisi lain Ketua DPP Golkar Dave Laksono memastikan bahwa pihaknya tidak akan menyelenggarakan Musyarawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) dalam waktu dekat.