Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersedia menjadi Ketua Umum (ketum) Partai Golkar namun hanya jika tak menimbulkan pertengkaran dengan ketum saat ini, Airlangga Hartarto.
Luhut menyatakan, jika DPP Partai Golkar memang mau melakukan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) dan ingin menggantikan Airlangga dengan dirinya sebagai ketum partai maka dirinya tak akan menolak.
"Tidak dengan cara berantem. Ya kalau itu memang maunya mereka [Luhut jadi ketum Golkar], saya ikut," ujar Luhut seperti yang disiarkan kanal YouTube KompasTV, Jumat (21/7/2023).
Dia mengatakan tak ingin membuat musuh. Meski demikian, Luhut memahami apabila adanya desakan ingin mengganti posisi ketum Golkar.
"Tentu teman-teman Golkar itu menghitung juga semua, menghitung untung-ruginya masing-masing itu. Itu sebabnya mungkin kenapa mereka desak-desak saya, karena saya mungkin tidak calon presiden, calon wakil presiden, tidak juga menteri," jelas Luhut.
Sebagai informasi, belakangan beberapa eksponen Partai Golkar mendorong penyelenggaraan munaslub dengan salah satu opsi untuk menggantikan Airlangga sebagai ketum partai.
Baca Juga
Salah satu dorongan itu datang dari anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam, yang merasa kepemimpinan Airlangga selama jadi ketua umum partai sangat buruk. Oleh sebab itu, tak menutup kemungkinan diadakannya munaslub sama seperti akhir 2017 ketika Setya Novanto tersandung kasus korupsi.
“Munaslub bukan barang haram, suatu yang halal untuk dilaksanakan. Lagipula, Airlangga itu hasil Munaslub, kok [Airlangga bisa] bilang enggak ada Munalub itu bagaimana,” katanya di agenda Pemrakarsa Penggerak Kebangkitan Partai Golkar yang diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu (12/7/2023).
Ridwan pun menyebut bahwa nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan hingga Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) memiliki potensi untuk menjadi sosok calon Ketum Golkar yang pantas menggantikan Airlangga nantinya.