Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa bulan belakangan, sejumlah kader PDI Perjuangan (PDIP) menunjukkan kedekatannya dengan bakal calon presiden (capres) sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Sebagai informasi, PDIP sebenarnya sudah mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres di Pilpres 2024. Sementara itu, Prabowo notabenenya merupakan capres usungan Partai Gerindra.
Kedekatan sejumlah kader PDIP dengan Prabowo itu mendapat respons tegas dari jajaran pengurus partai berlambang banteng bermoncong putih itu.
Lalu, siapa saja kader PDIP yang menemui dan menunjukkan kedekatannya dengan Prabowo? Berikut daftarnya.
Gibran Rakabuming
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka makan malam bersama Prabowo di Solo, Jawa Tengah pada Mei lalu.
Prabowo bahkan mengunggah momen kedekatan dengan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu di akun Instagramnya, @prabowo.
Dalam unggahan foto di akun Instagramnya, Prabowo mengenakan kemeja putih kebiruan, sementara Gibran mengenakan kemeja hijau.
Berdasarkan penuturannya, Prabowo mengakui mendapat dorongan semangat dari relawan Jokowi dan Gibran. Dia pun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Gibran.
“Terima kasih Mas Wali @Gibran_rakabuming sudah ajak saya wedangan di @angkringan_omahsemar. Tadi malam sangat luar biasa, saya mendapat dorongan semangat dari relawan Pak Jokowi dan Mas Gibran,” ujarnya dalam keterangan foto yang diunggah.
Ternyata tak hanya makan malam, setelah itu keduanya menemui relawan Gibran-Jokowi dan menyatakan dukungannya atas pencapresan Prabowo di Pilpres 2024.
Hasilnya, DPP PDIP memanggil Gibran ke Jakarta untuk dimintai klarifikasi tiga hari setelahnya. Dia menemui Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun.
Ternyata, Gibran tak diberi sanksi melainkan hanya nasihat.
"Sudah diberikan nasihat-nasihat. Kita ini partai gotong royong, partai musyawarah," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (22/5/2023).
Dia menjelaskan, pihaknya memutuskan tak memberi sanksi karena Gibran masih kader muda. Skenario berbeda terjadi bila kader partai senior melakukan hal serupa.
"Kalau sudah senior partai kemudian tidak memahami perintah Ibu Ketua Umum [Megawati Soekarnoputri], kebijakan partai, itu lain persoalan," jelasnya.