Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin murka atas serangan Ukraina di Jembatan Krimea dan berjanji akan melakukan balasan.
"Tentu saja, tanggapan Rusia akan mengikuti. Kementerian pertahanan sedang mengerjakan proposal yang relevan," katanya pada pertemuan pemerintah tentang situasi di sekitar Jembatan Krimea, dilansir dari TASS, Selasa (18/7/2023).
Deputi Perwakilan Tetap Pertama Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky mengindikasikan keterlibatan agen intel Inggris dalam serangan Jembatan Krimea.
"Saya belum pernah mendengar pendukung Barat dari rezim Kiev mengutuk aksi terorisme ini," ujarnya.
Akibat serangan ini, sambungnya, dua warga negara Rusia.
Lebih lanjut, Polyansky mengatakan bahwa Ukraina telah berubah menjadi perusahaan militer swasta untuk negara-negara Barat yang mengobarkan perang proksi melawan Moskow.
Baca Juga
Menurutnya, otoritas Ukraina membuat paraf draf perjanjian dengan Moskow yang telah disiapkan di Istanbul pada Maret 2022 tetapi justru menolak untuk menyelesaikan konflik secara damai.
"Ini adalah fase yang benar-benar panas dari perang proksi NATO melawan Rusia sampai Ukraina terakhir dimulai, dan Ukraina, pada kenyataannya, berubah menjadi perusahaan militer swasta yang disewa oleh Washington, London dan Brussel,” kata Polyansky.