Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lavrov: Perang Ukraina Berlanjut sampai AS dan Sekutunya Kalahkan Moskow

Menlu Rusia Lavrov menegaskan bahwa perangbdi Ukraina akan berlanjut sampai AS dan sekutunya mengalahkan Moskow.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara kepada para duta besar di Kedutaan Besar Rusia di Addis Ababa pada 27 Juli 2022. REUTERS/Tiksa Negerii
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara kepada para duta besar di Kedutaan Besar Rusia di Addis Ababa pada 27 Juli 2022. REUTERS/Tiksa Negerii

Bisnis.com, JAKARTA - Perang di Ukraina akan berlanjut sampai Anerika Serikat (AS) dan sekutunya menghentikan rencananya untuk mendominasi dan mengalahkan Moskow, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Rabu (11/7/2023).

Menurut Lavrov, tujuan negara-negara Barat yang dipimpin AS adalah memperkuat hegemoni globalnya.

Lavrov dijadwalkan menghadiri KTT Asia Timur dan Forum Regional Asean di Jakarta pekan ini, seperti halnya Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

“Mengapa konflik bersenjata di Ukraina tidak berakhir? Jawabannya sangat sederhana. Ini akan berlanjut sampai Barat menghentikan rencananya untuk mempertahankan dominasinya dan mengatasi keinginannya untuk membuat Rusia menderita kekalahan strategis," jelas transkrip wawancara yang diterbitkan di situs Kementerian Luar Negeri Rusia.

Rusia melancarkan invasi skala penuh di Ukraina pada Februari 2022 dan menyebutnya sebagai operasi militer khusus untuk denazifikasi tetangganya. Ukraina dan sekutunya menyebut operasi tersebut sebagai agresi untuk merebut tanah.

Pada hari Rabu (11/7/2023), Rusia meluncurkan gelombang serangan pesawat tak berawak Kamikaze di Kyiv beberapa jam sebelum Presiden Volodymyr Zelenskiy dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin NATO pada KTT NATO di Vilnius.

Dilansir dari Reuters, Barat mengatakan ingin membantu Ukraina memenangkan konfliknya dengan Rusia dan kekuatan Barat telah memasok senjata modern dan amunisi dalam jumlah besar ke Kyiv.

Lavrov juga menuduh Ukraina mengabaikan rencana perdamaian Indonesia dan malah mempromosikan paket ultimatum sendiri.

Ukraina menolak rencana Indonesia, formula multipoin yang mencakup seruan untuk pembentukan zona demiliterisasi, dengan menegaskan kembali posisi Ukraina bahwa Rusia harus menarik pasukannya dari Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper