Bisnis.com, JAKARTA – Bendungan Wirghtsville yang berada di bagian hulu Vermont, negara bagian Amerika Serikat (AS), berada dalam kapasitas penuh pada Selasa, (11/7/2023), setelah banjir bandang yang terjadi sejak Minggu.
Melansir dari Reuters, Rabu (12/7/2023), banjir tersebut telah menutup jalan raya yang mengarah ke pusat kota Vermont, Montpelier, dan membuat orang-orang terjebak di rumah mereka.
Bendungan Wrightsville yang membentuk reservoir dengan luas 6,4 kilometer (km) di utara Montpelier, dikabarkan telah mencapai titik maksimumnya dan harus melepaskan airnya ke sungai sekitar.
Hal ini dikahwatirkan akan memperparah banjir bandang yang sudah terjadi akibat hujan selama dua hari berturut-turut pada akhir pekan lalu.
Meningkatnya frekuensi dan intensitas cuaca buruk di seluruh Amerika Serikat merupakan gejala perubahan iklim global yang disebabkan oleh manusia, kata para ilmuwan iklim.
Sementara ibukota negara bagian Timur Laut terendam air, suhu lautan melonjak hingga mencapai 90 Fahrenheit (32 Celcius) di Florida, Texas, dan California bersiap-siap menghadapi suhu setinggi 120 F (49 Celcius) di daerah gurun akhir pekan ini.
Baca Juga
Sebagian besar wilayah Timur Laut AS, termasuk sebagian wilayah New York, Massachusetts, dan Connecticut, telah mengalami curah hujan sebanyak 8 inci (20 cm) selama beberapa hari terakhir.
Gubernur Vermont Phil Scott menyampaikan bahwa beberapa negara bagian di timur laut AS, termasuk negara bagian New York, mengalami banjir yang paling parah dalam lebih dari satu dekade dalam beberapa hari terakhir
“Kehancuran dan banjir yang kami alami di seluruh Vermont merupakan peristiwa bersejarah dan bencana," katanya.
Manajer Kota Montpelier, William Fraser, dalam sebuah posting di Facebook mendesak 8.000 penduduk kota tersebut untuk bersiap-siap pindah ke lantai atas rumah mereka karena penutupan jalan raya membuat evakuasi menjadi sulit atau tidak mungkin dilakukan.
Di seluruh negara bagian, tim pencari telah menyelamatkan 117 orang dari rumah dan mobil mereka dengan menggunakan perahu
Para pejabat Vermont menyebut banjir ini sebagai yang terburuk sejak Badai Irene mencapai negara bagian New England sebagai badai tropis pada 2011 dan menyebabkan kerusakan sekitar US$750 juta dan tujuh kematian di negara bagian tersebut.
Topografi kota yang berbatasan dengan bukit-bukit dan pusat kota yang berada di lembah, meningkatkan potensi banjir
Banjir tersebut berdampak pada ekonomi regional, dengan peramal cuaca swasta AccuWeather memperkirakan kerusakan dan kerugian ekonomi mencapai US$3 miliar hingga US$5 miliar.
Sebagian besar tanaman milik salah satu pengusaha juga tersapu oleh banjir. Salah satu pengusaha bahan bangunan juga harus kehilangan kayu dan plywood akibat banjir bandang tersebut
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI mengabarkan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di negara bagian AS tersebut dalam kondisi yang aman.