Bisnis.com, JAKARTA - Warga Korea Selatan turun ke jalan memprotes rencana Jepang untuk membuang air radioaktif yang diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang rusak ke laut.
Korea Selatan mengatakan menghormati hasil dari tinjauan keamanan oleh pengawas nuklir PBB, yang menyetujui rencana Jepang untuk melepaskan air limbah, pada Rabu (5/7/2023).
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan setelah tinjauan 2 tahun menunjukkan bahwa rencana tersebut konsisten dengan standar keselamatan global dan akan memiliki dampak radiologis yang dapat diabaikan bagi manusia dan lingkungan.
Politisi oposisi Lee Jeong-mi telah melakukan mogok makan di luar kedutaan Jepang di Seoul selama lebih dari 10 hari untuk memprotes rencana Jepang untuk melepaskan air yang terkontaminasi ke laut.
Melansir CNA, dia mengatakan bahwa laporan IAEA tidak dapat dipercaya, karena tidak menyajikan bukti ilmiah atas masalah keamanan.
“Kami mengharapkan IAEA untuk mengatakan sesuatu seperti peninjauan dilakukan berdasarkan metode ilmiah yang membuktikan bahwa aman (untuk air yang diolah) untuk dilepaskan ke laut,” katanya.
Baca Juga
“Sebaliknya, ulasan tersebut memiliki banyak keraguan bagi kami untuk mempercayai laporan tersebut," lanjutnya.
Selain itu, dia juga menuduh pemerintah Korea Selatan tetap diam, meskipun mayoritas warga Korea Selatan menentang pelepasan air limbah nuklir Fukushima.
Sebuah survei yang dilakukan menunjukkan bahwa 84 persen warga Korea Selatan menentang rencana Jepang itu, pada bulan lalu.
Menurut survei tersebut, sekitar 7 dari 10 orang mengatakan mereka akan mengkonsumsi lebih sedikit makanan laut jika air limbah nuklir dilepaskan.