Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang akan melepas air radioaktif yang diolah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi ke laut, paling cepat Agustus, setelah menerima stempel persetujuan dari pengawas nuklir PBB.
Dilansir dari CNA pada Rabu (5/7/2023), setelah meninjau selama dua tahun, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan rencana Jepang untuk melepas air radioaktif itu sesuai dengan standar keamanan global.
Sebagai informasi, PLTN Fukushima Daiichi hancur akibat gempa bumi dan tsunami dahsyat yang melanda Jepang pada 2011.
Sebelumnya, pada Januari lalu, pemerintah Jepang menyatakan berencana mulai melepas air radioktif itu ke laut sekitar musim semi hingga musim panas. Namun, masih menunggu persetujuan resmi dari IAEA.
Dengan dukungan IAEA, pada Selasa (4/7/2023) Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan berharap rencana yang sempat banyak diperdebatkan itu dapat diterima dengan baik secara domestik maupun internasional.
Serikat nelayan lokal memang telah lama menentang rencana tersebut, karena akan membatalkan upaya mereka untuk memperbaiki reputasi setelah beberapa negara melarang produk makanan Jepang akibat takut radiasi.
Baca Juga
Beberapa negara tetangga juga telah menyuarakan keprihatinan atas ancaman terhadap lingkungan. Dalam hal ini, China jadi pengkritik terbesar rencana pelepasan air radioktif itu ke laut.
Jepang sendiri mengatakan bahwa air itu telah disaring untuk menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif kecuali tritium, isotop hidrogen yang sulit dipisahkan dari air. Air yang diolah akan diencerkan jauh di bawah tingkat tritium yang disetujui secara internasional sebelum dilepaskan ke laut Samudera Pasifik.