Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disetujui Jokowi, Bappenas Susun RPJPN 2025-2045 dengan Target HCI Indonesia 0,73

Bappenas menyusun RPJPN yang telah disetujui Presiden Jokowi, dengan target 0,73 di 2025-2045.
Siswi melakukan proses belajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 14 Jakarta, Senin (16/1/2023). Bisnis/Suselo Jati
Siswi melakukan proses belajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 14 Jakarta, Senin (16/1/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Plt Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas Didik Darmanto menyatakan telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, dan sudah disetujui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 15 Juni 2023.

Dia menyatakan, bahwa dalam rancangan RPJPN tersebut terdapat 5 sasaran utama. Salah satu dari 5 sasaran utama tersebut adalah meningkatnya daya saing sumber daya manusia dengan indikator human capital index (HCI). 

"Human capital index kita saat ini sekitar 0,54, tahun 2045 kita bercita-cita kita targetkan menjadi 0,73, angka 0,73 tersebut itu angka yang saat ini negara-negara maju miliki rata-rata sekitar 0,74," katanya, dalam webinar, pada Rabu (5/7/2023). 

Menurutnya, saat ini Uni Emirat Arab memiliki HCI sekitar 0,75, negara tetangga Singapura 0,77, rata-rata negara maju 0,74 dan Indonesia ingin menuju ke 0,73.

"Kita memiliki optimisme untuk bisa mencapai itu karena cita-cita kita nanti akan jadi negara setara negara maju. Human Capital Index ini salah satu indikator yang bisa menggambarkan tentang potensi kualitas dan produktivitas sumber daya manusia kita di masa depan," lanjutnya. 

Dia menjelaskan ada 2 komponen utama, yaitu pendidikan dan kesehatan. Pada bagian pendidikan, pertama adalah HLS Harapan Lama Sekolah(HLS). Kedua, Harmonize Test Score ini yang saat ini menggunakan hasil tes Programme for International Student Assessment (PISA).

 Bappenas mendukung agar dalam pengukuran Harmonize Test Score ini tidak lagi menggunakan PISA tapi menggunakan nilai hasil asesmen nasional," ucapnya. 

"Kita bersama dengan Kemendikbud agar kita bisa menggunakan asesmen nasional sebagai proksi cara mengukur Harmonize Test Score tadi kepada Bappenas," lanjutnya. 

Dia mengatakan selama satu dekade terakhir ini dalam menghitung kualitas pendidikan itu menggunakan hasil tes PISA yang diselenggarakan setiap 3 tahun sekali dengan cakupan nasional yang tidak bisa menggambarkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. 

"Tentu hasil tes PISA ini akan menyulitkan bagi kita bagi pemerintah dan tentu juga semua stakeholders di bidang pendidikan dalam melakukan pengendalian, monitoring dan evaluasi kualitas pendidikan," katanya. 

Menurutnya, asesmen nasional yang diinisiasi oleh Kemendikbud Ristek memiliki cakupan yang lebih luas di level provinsi nasional provinsi kabupaten kota, bahkan sampai level terendah sampai tingkat satuan pendidikan. 

"Kemudian juga aspek yang di yang diukur juga jauh lebih holistik tidak hanya mengenai hasil kognitif skills tapi juga sikap perilaku kemudian juga terkait dengan budaya sekolah inklusivitas dan lain sebagainya," ucapnya. 

Dia menjelaskan bahwa berdasarkan pandangan Bappenas, dengan konsep asesmen nasional seperti ini asesmen nasional bisa menjadi basis data dalam perencanaan pembangunan. 

Lebih lanjut, dia menyatakan optimistis, akan menjadikan asesmen nasional ini sebagai salah satu indikator dalam RPJPN untuk 5 tahun yang akan datang. 

"Dengan demikian maka ketika asesmen nasional menjadi indikator RPJPN, maka pemerintah daerah melalui RPJPN dan juga keturunannya itu juga harus menjadikan asesmen nasional sebagai salah satu indikator utama dalam pembangunan pendidikan," tambahnya. 

Dia berharap upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah difokuskan pada pemenuhan indikator-indikator yang ada dalam asesmen nasional agar selaras dengan visi Indonesia 2045 mencapai HCI 0,73.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper