Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Israel dengan ratusan tentaranya melakukan gempuran serangan udara di Jenin Tepi Barat yang menyebabkan tewasnya 9 warga Palestina.
Gempuran serangan udara itu menjadi operasi militer Israel terbesar di Jenin dalam 20 tahun terakhir. Orang Palestina ke-9 ditembak mati oleh tentara Israel di dekat Ramallah.
Komunitas Bulan Sabit Merah Palestina mendesak untuk segera mengevakuasi warga yang terluka dan terdampak dari serangan.
Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen memberi isyarat bahwa negaranya tidak berniat memperluas operasinya di Jenin ke seluruh Tepi Barat yang diduduki.
Salah satu Direktur Keterlibatan Global di American University of Beirut Rami G Khouri mengatakan tingkat intensitas serangan terbaru oleh pasukan Israel jauh lebih banyak daripada yang pernah dialami penduduk Jenin sebelumnya.
“Mereka melakukan apapun yang mereka rasa ingin mereka lakukan. Betapapun ekstremnya dan tidak ada yang meminta pertanggungjawaban mereka,” katanya, seperti dilansir dari Aljazeera, pada Selasa (4/7/2023).
Baca Juga
Khouri mengatakan dalam operasi militer kekerasan kolonial Israel yang telah berlangsung selama satu abad, pasukan Israel telah beroperasi dengan “impunitas total”.
“Israel memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dan impunitas total di PBB karena AS dan veto lainnya sehingga mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan, dan mereka melakukan itu,” lanjutnya.
Harian Israel Yedioth Ahronoth sebelumnya melaporkan bahwa sekitar 1.000 tentara Israel akan memulai fase kedua operasi di Jenin dalam beberapa jam ke depan.
Sebelumnya, Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan telah mengevakuasi sekitar 500 keluarga Palestina dari dalam kamp pengungsi Jenin.