Bisnis.com, JAKARTA - Jemaah haji dari seluruh dunia termasuk jemaah haji Indonesia sedang melaksanakan prosesi wukuf di Arafah pada 27 Juni 2023.
Juru Bicara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pusat Akhmad Fauzin mengatakan bahwa waktu wukuf di Arafah dimulai setelah tergelincirnya matahari waktu dzuhur pada 9 Dzulhijjah hari Arafah.
Adapun tepat pukul jam 14.45 Waktu Indonesia Barat (WIB) atau 10.45 waktu Arab Saudi akan dilaksanakan secara langsung prosesi momen wukuf di Arafah.
Dia mengatakan bahwa PPIH Arab Saudi 1444 H tahun ini memfasilitas 240 jemaah haji lansia dan disabilitas untuk menjalani safari wukuf.
"Mereka adalah jemaah lansia atau difabel yang memiliki keterbatasan dalam pergerakan atau memiliki keterbatasan kemampuan fisik berat," katanya, dalam siaran langsung di Instagram Kementerian Agama (Kemenag) RI, Selasa (27/6/2023).
Adapun fasilitas itu sebagai upaya PPIH dalam memberikan perlindungan jemaah sekaligus agar bisa menyelesaikan ibadah hajinya.
Baca Juga
"Jemaah sakit yang di safari wukufkan akan diberangkatkan pada 9 Dzulhijjah 1444 Hijriyah 27 Juni 2023 Masehi mulai pukul 11.00 waktu Arab Saudi ke Arafah dengan 6 bus," ujarnya.
Dia menyatakan bahwa persiapan mobilisasi akan dilakukan mulai pukul 09.00 waktu Arab Saudi. Setiap bus akan diisi maksimal 40 jemaah dalam kondisi duduk, setiap bus akan dikawal 9 petugas terdiri atas penunjuk jalan, dokter pembimbing ibadah dan paramedis pelayanan lansia.
"Ada 54 petugas yang mengawal mereka, KKHI juga disiagakan dengan 2 ambulans on call setiap saat dan fasilitas untuk setiap jemaah antara lain kain ihram, mukena, peralatan mandi, diapers, sarung tangan, masker. PPIH Arab Saudi juga menyiapkan sejumlah kursi roda, alat pelindung diri atau APD dan alat kebersihan," ucapnya.
Dia mengatakan sekitar pukul 19.30 waktu Arab Saudi, jemaah haji mulai diberangkatkan dari Arafah ke Muzdalifah untuk bermalam atau mabit dan mengumpulkan batu untuk lempar jumroh.
"Mabit di Muzdalifah termasuk wajib haji, jemaah yang udzur syar'i meninggalkan mabit di Muzdalifah dan tidak dikenai dam," ujarnya.
Menurutnya, selama mabit di Muzdalifah jamaah dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk istirahat dan berdzikir dengan membaca Talbiyah membaca Alquran kalimat tauhid atau lainnya.