Bisnis.com, JAKARTA - Para ahli mengklaim sisa-sisa dari kapal selam penjelajah bangkai kapal Titanic itu berubah jadi debu.
Ofer Ketter yang merupakan spesialis kapal selam berpengalaman bersama dengan salah satu pendiri perusahaan kapal selam swasta lainnya berbicara kepada NY Post dan menyebutkan bahwa tekanan laut membuat sulit pencarian para korban.
"Kapal itu meledak dan berubah menjadi debu. Segala sesuatu yang lain yang terbuat dari titanium atau baja lainnya, selamat, dan itulah yang ditemukan,” katanya.
Kendati demikian, para ahli masih berupaya memulihkan tubuh mereka, namun, para ahli mengklaim bahwa kemungkinan membawa kembali sisa-sisa itu tidak terlihat bagus.
Pada titik ini, detail tentang ledakan tersebut masih bersifat spekulatif karena puing-puing belum seluruhnya ditemukan.
Kapal itu berada 12.500 kaki di bawah permukaan laut dan karena kekhasan bencana, upaya pemulihan tampaknya merupakan situasi yang rumit.
Baca Juga
Laksamana Muda John Mauger dari Pantai AS membahas situasi tersebut dalam konferensi pers baru-baru ini yang mengklaim kesulitannya dalam mengevakuasi.
“Ini adalah lingkungan yang sangat tak kenal ampun di bawah sana di dasar laut dan puing-puing konsisten dengan ledakan kapal yang dahsyat,” katanya.
Sementara itu, Dr. Peter Girguis, seorang profesor Universitas Harvard menyoroti peristiwa bencana tersebut berspekulasi leadakan terjadi karena ada alat pengaman yang melepaskan gas dengan sangat cepat.
Adapun korban OceanGate adalah Suleman Dawood, Shahzada Dawood, dan Hamish Harding bersama dengan penjelajah Titanic Paul-Henri Nargeolet dan pendiri dan CEO OceanGate Stockton Rush.