Bisnis.com, JAKARTA — PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mengungkap kemungkinan penutupan layanan pemeriksaan Covid-19 berupa Antigen dan PCR usai dicabutnya status pandemi Covid-19 di Indonesia.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan, layanan ini tentu akan ditutup untuk sementara waktu jika proporsi pemeriksaan Covid-19 terus menurun pascamembaiknya kondisi pandemi di Indonesia.
Terlebih, hasil tes Covid-19 kini tak lagi digunakan sebagai syarat untuk melakukan aktivitas sosial dan perjalanan untuk berbagai moda transportasi di Indonesia.
“Ketika nanti permintaan [tes Covid-19] semakin turun, kami juga harus melihat efisiensi dari laboratoriumnya ya, tidak mungkin kita pertahankan terus gitu,” ujarnya kepada wartawan di kawasan Mangrove Muara Tawar, Bekasi dikutip Jumat (23/6/2023).
Adapun, Prodia siap sedia untuk kembali mengaktifkan layanan tes Covid-19 jika perusahaan layanan kesehatan ini menemui adanya peningkatan permintaan masyarakat di kemudian hari.
Sebelumnya, Dirut Prodia ini membenarkan adanya penurunan jumlah pengetesan di Prodia pada tahun 2022.
Pada tahun lalu, proporsi pemeriksaan Covid-19 di Prodia berada pada angka 6 persen saja. Hal ini menandakan ada penurunan sebesar 10 persen dibanding jumlah pemeriksaan pada 2021.
“Misalnya 2021 lalu satu orang dia bisa cek setahun tiga kali, saking takutnya terkena Covid dia menjadi jaga, cek-cek terus, padahal mungkin dia sehat-sehat saja. 2022 mungkin jadi setahun dua kali, bahkan yang sudah yakin akan kesehatannya mereka kembali dengan check-up setahun sekali,” ujarnya.
Adapun, jumlah pemeriksaan Covid-19 terbanyak tercatat pada 2020 atau tahun di mana Virus Corona ditetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat.
Pada 2020 lalu, tes Covid-19 mencakup 25 persen dari total pemeriksaan kesehatan Prodia sepanjang tahun.