Bisnis.com, SOLO - Pondok pesantren (ponpes) Al Zaytun yang berada di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, didemo ribuan orang pada Kamis (15/6/2023) siang.
Ribuan masyarakat yang tergabung dalam Forum Indramayu menuntut pemerintah untuk mengusut tuntas kebenaran ponpes Al Zaytun.
Tuntutan ini pun membuat sang pemilik pondok, Panji Gumilang, turun gunung. Di hadapan media dan pihak berwajib, ia menjamin demo oleh ribuan massa itu tak akan ricuh.
Panji Gumilang sendiri merupakan pendiri dan pemimpin Ponpes Al Zaytun. Melalui Yayasan Pesantren Indonesia (YSI), ia kemudian membuka pondok pesantran (ponpes) Al Zaytun pada 13 Agustus 1996.
Berikut sederet fakta Ponpes Al Zaytun yang terus disorot karena kontroversinya:
Diresmikan BJ Habibie
Pondok pesantren (ponpes) Al Zaytun ini ternyata dalam peresmiannya dihadiri oleh Presiden RI ke-3 B.J. Habibie pada 27 Agustus 1999.
Ponpes paling besar di Asia Tenggara
Bahkan dalam dunia pendidikan, Ponpes Al Zaytun pernah disebut oleh Washington Times pada 29 Agustus 2005 sebagai pesantren terbesar se-Asia Tenggara.
Baca Juga
Pasalnya ponpes ini berdiri di atas lahan seluas 1.200 hektare. Pada 2011 saja, tercatat ada sekitar 7.000 santri yang menimba ilmu di pesantren ini.
Terbaru, ponpes ini masih dalam tahap pembangunan untuk membuat jalan baru yang menghubungkan jalan khusus pesantren ke salah satu desa.
Pemimpinnya kontroversional
Ponpes Al Zaytun ini menjadi sorotan netizen pada baru-baru ini karena banyaknya kontroversi ajaran agama yang diucapkan oleh Panji Gumilang.
Pemimpin pondok itu mengatakan bahwa dosa zina bisa ditebus menggunakan uang. Ia juga sempat menyinggung soal kalimat Haleluya, yang disamakan dengan Tahlilan.
Sebelumnya, Panji pernah dilaporkan karena diduga terkait dengan organisasi terlarang Negara Islam Indonesia (NII). Bahkan, ia dirumorkan menjadi imam di organisasi tersebut.
Kemudian pada 2017, Panji juga pernah dituding melakukan pelecehan seksual meski berkas perkara ini tidak memiliki kejelasan hingga saat ini.