Bisnis.com, JAKARTA - Bendungan Kakhovka di Ukraina jebol, sebanyak 3 orang dinyatakan tewas, 14.000 rumah terendam banjir dan 4.300 orang dievakuasi dari Kherson.
Korban tewas itu menjadi jumlah kematian pertama yang dikonfirmasi akibat jebolnya bendungan Kakhovka di Ukraina bagian Selatan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyuarakan ketakutan akan nyawa orang Ukraina di wilayah yang dikuasai Rusia, daerah yang terkena bencana itu, seperti dilansir dari The Guardian, pada Kamis (8/6/2023).
Wali Kota Oleshky yang diduduki Rusia Yevhen Ryshchuk, Kyiv Independent melaporkan bahwa 3 orang yang tewas tersebut akibat tenggelam di wilayah Kherson.
Menurut laporan layanan medis Kherson, sebanyak 23 orang diperiksa oleh dokter akibat banjir tersebut, 21 di antaranya dirawat di rumah sakit.
Zelensky mengatakan tidak mungkin untuk memprediksi seberapa banyak orang yang akan meninggal di bagian Kherson yang diduduki Rusia karena banjir.
Baca Juga
Dia mendesak reaksi yang jelas dan cepat dari dunia untuk menyelamatkan para korban, seperti yang dia sampaikan dalam pidatonya, pada Rabu (7/6/2023) malam.
“Jika organisasi internasional tidak hadir di zona bencana, berarti tidak ada sama sekali atau tidak mampu,” kata Zelensky dalam sambutannya.
Kherson diduduki oleh pasukan Rusia sejak 8 bulan lalu, sebagian telah rusak parah akibat pengeboman dan banyak orang telah meninggalkan kota pada saat banjir melanda.
“Orang yang lebih muda cenderung keluar secepat mungkin. Penghuni yang tetap tinggal sebagian besar lebih tua, dan menolak untuk pergi," tambahnya.