Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Recep Tayyip Erdogan memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) Turki 2023. Kontestasi politik yang kembali dimenangkannya itu membuatnya berhasil memertahankan jabatan Kepala Negara hingga tiga periode.
Erdogan, yang dikenal sebagai pemimpin otoriter, keluar sebagai pemenang Pilpres 2023 mengalahkan rivalnya Kemal Kilicdaroglu. Dia menang setelah melakukan dua kali putaran pemilihan.
Berdasarkan catatan Bisnis, perolehan suara Erdogan dalam Pilpres Turki putaran kedua mencapai 52,3 persen suara lebih unggul dari Kilicdaroglu dengan perolehan suara 47,7 persen.
Erdogan memproklamasikan kemenangannya setelah secara tentatif disebut sebagai pemenang Pilpres Turki dalam putaran kedua pada Minggu (28/5/2023).
"Selamat atas kemenangan besar Turki. Biarkan abad Turki dimulai!," kata Erdogan, seperti dilansir dari Twitter @RTErdogan.
Kepala otoritas pemilihan tertinggi Turki, Dewan Pemilihan Tertinggi Ahmet Yener mengatakan bahwa 99,43 persen surat suara telah dihitung. Melansir TASS, hasil dari perhitungan surat suara tersebut menyatakan Tayyip Erdogan mendapat 52,14 persen, dan Kemal Kilicdaroglu 47,86 persen, hingga Minggu (28/5/2023) malam.
Baca Juga
"Sebanyak 809.000 suara yang belum diproses oleh sistem tidak akan mempengaruhi hasil, sekalipun semuanya diajukan untuk satu pasangan calon," ujarnya.
Bisnis merangkum perjalanan kemenangan Erdogan dalam memertahankan kekuasaannya sejak 2003.
1. Persaingan Ketat dengan Rival
Erdogan, yang sebelumnya sempat menjabat sebagai Perdana Menteri Turki, harus bersaing ketat dengan lawannya pada Pilpres Tyrki tahun ini yakni Kemal Kilicdaroglu. Dia bersaing dengan Kemal hingga putaran kedua.
Putaran kedua tersebut digelar lantaran putaran masing-masing kandidat tak ada yang mampu meraup 50 persen suara pada putaran sebelumnnya.
Diketahui hasil pilpres utama Erdogan hanya memperoleh 49,5 persen suara, sedangkan Kilicdarogl 44,9 persen. Namun putaran kedua kemenangan mutlak didapatkan Erdogan dengan memperoleh 52,3 persen suara.
2. Berkuasa Dua Dekade
Erdogan menjadi Perdana Menteri Turki dari 2003 hingga 2014. Pada 2014, dia resmi menjadi Presiden Turki setelah memenangkan Pilpres secara langsung setelah 91 tahun dipilih oleh parlemen.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, ketika Pilpres 2014, Erdogan tercatat turut meraup suara 52 persen mengalahkan dua pesaingnya.
3. Anak Pelaut
Sebagai informais, orang yang bakal kembali berkuasa di Turki ini merupakan anak dari seorang Angkatan Laut di Laut Hitam, wilayah utara Turki. Pria berumur 69 tahun itu lahir pada 26 Februari 1954.
Saat beranjak ke umur 13 tahun, pria yang juga sempat melanglangbuana di sejumlah partai politik negara tersebut memutuskan untuk pindah ke Istanbul.
4. Janjikan Inflasi Turun
Dalam pidato kemenangan ketiga sebagai Presiden terpilih, Erdogan mengatakan bahwa inflasi adalah masalah besar yang bakal dihadapinya ke depan. Namun, dia menyebut inflasi bakal turun setelah suku bunga acuan dipangkas menjadi 8,5 persen dari 19 persen pada dua tahun lalu.
Erdogan berjanji akan merancang perekonomian negara yang berfokus pada investasi dan lapangan kerja.
"Kami sedang merancang sebuah ekonomi yang berfokus pada investasi dan lapangan kerja, dengan tim manajemen keuangan yang memiliki reputasi internasional," kata Erdogan kepada para pendukungnya di istananya di Ankara, dilansir Reuters, Senin (29/5/2023).
5. Peluang Oposisi Kandas
Pemilu kali ini telah dilihat sebagai salah satu yang paling penting bagi Turki. Pihak oposisi percaya bahwa mereka memiliki peluang besar untuk menggulingkan Erdogan dan membalikkan kebijakan-kebijakannya setelah popularitasnya dilanda krisis biaya hidup.
Namun demikian, hasil pemilihan Presiden berkata lain. Sebaliknya, kemenangan Erdogan memperkuat citranya sebagai sosok yang tak terkalahkan, setelah dia menyusun ulang kebijakan domestik, ekonomi, keamanan, dan luar negeri di negara berpenduduk 85 juta jiwa ini.
Prospek lima tahun lagi masa pemerintahannya merupakan pukulan besar bagi para penentangnya yang menuduhnya merongrong demokrasi saat ia mengumpulkan lebih banyak kekuasaan.
Erdogan sempat mengecam pihak oposisi dan menuduh Kilicdaroglu berpihak pada teroris tanpa memberikan bukti.
"Satu-satunya pemenang hari ini adalah Turki. Saya berterima kasih kepada setiap orang yang sekali lagi memberi kami tanggung jawab untuk memerintah negara ini lima tahun lagi," ungkap Erdogan dalam pidato kemenangannya.
6. Erdogan dan Putin
Kekalahan Kemal Kilicdaroglu dari Erdogan, dinilai kemungkinan besar akan membuat kecewa sekutu-sekutu NATO Turki. Mereka dinilai khawatir dengan hubungan Erdogan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Namun demikian, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengucapkan selamat atas kemenangan Erdogan setelah hasil resmi keluar.
"Saya berharap dapat terus bekerja sama sebagai Sekutu NATO dalam isu-isu bilateral dan tantangan global bersama,” ungkap Joe Biden.