Bisnis.com, JAKARTA - Recep Tayyip Erdogan keluar sebagai pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) Turki 2023 mengalahkan rivalnya Kemal Kilicdaroglu.
Adapun perolehan suara Erdogan dalam Pilpres Turki putaran kedua mencapai 52,3 persen suara lebih unggul dari Kilicdaroglu dengan perolehan suara 47,7 persen.
Kemenangan Erdogan ini mendapat perhatian dunia, buktinya presiden dari berbagai negara memberikan selamat kepadanya.
Ucapan selamat itu datang dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Presiden Amerika Joe Biden, hingga Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sementara, kemenangan Erdogan ini mempertegas kekuasaannya sejak berkuasa pertama kali 20 tahun lalu pada 2003 ketika menjadi Perdana Menteri Turki, berikut deretan faktanya.
1. Erdogan Bersaing Ketat dengan Rivalnya
Mantan Perdana Menteri Turki ini harus bersaing ketat dengan rivalnya Kemal Kilicdaroglu hingga Pilpres Turki putaran kedua.
Pilpres Turki Putaran kedua terpaksa digelar karena pilpres putaran putaran utama dari masing-masing kandidat tak ada yang mampu memperoleh 50 persen suara.
Diketahui hasil pilpres utama Erdogan hanya memperoleh 49,5 persen suara, sedangkan Kilicdarogl 44,9 persen.
Namun putaran kedua kemenangan mutlak didapatkan Erdogan dengan memperoleh 52,3 persen suara.
2. Berkuasa Lebih dari 20 Tahun
Recep Tayyip Erdogan terhitung berkuasa di Turki lebih dari 20 tahun sejak pertama kali menjadi Perdana Menteri pada 2003.
Kemudian, pada 2014, Erdogan resmi menjadi Presiden Turki dilanjut dengan kemenangannya pada 2023.
3. Anak dari Seorang Pelaut
Orang nomor satu di Turki ini merupakan anak dari seorang pelaut di Angkatan Laut di Laut Hitam di wilayah utara Turki. Ia lahir pada Februari 1954, namun pada 13 tahun ia memutuskan untuk pindah ke Istanbul.
4. Erdogan Muda Berjualan Begel
Orang nomor satu di Turki ini merupakan anak dari seorang pelaut di Angkatan Laut di Laut Hitam di wilayah utara Turki. Ia lahir pada Februari 1954, namun pada 13 tahun ia memutuskan untuk pindah ke Istanbul.
Erdogan tercatat meraih gelar manajemen dari Universitas Marmara Istanbul. Kendati demikian, gelarnya sering menimbulkan kontroversi. Misalnya pihak oposisi menuduh bahwa Erdogan sebetulnya tak mempunyai gelar.
5. Pemain Sepakbola
Sebelum aktif sebagai politikus, Erdogan merupakan seorang pemain sepakbola Turki. Pada tahun 1980-an, ia tercatat sebagai masuk dalam tim semi-profesional.
Hingga akhirnya ia berlabuh di dunia politik, tercatat pada 1970-1980-an ia brgabung dengan Partai Kesejahteraan pro-Islam pimpinan Necmettin Erbakan.