Bisnis.com, JAKARTA - Survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bersaing ketat, sementara elektabilitas Anies Baswedan tertinggal cukup jauh di antara pemilih kritis.
Survei SMRC memperlihatkan di antara kelompok pemilih kritis, Ganjar menjadi calon presiden (capres) potensial dengan elektabilitas tertinggi 35,9 persen. Prabowo mengikuti dengan 32,8 persen suara. Sementara, Anies tertinggal cukup jauh dengan 20,1 persen suara.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani menjelaskan, hasil itu menunjukkan pada kelompok pemilih kritis dalam lima bulan terakhir suara Anies merosot dari 29,7 persen (Desember 2022) menjadi 20,1 persen (Mei 2023).
Sebaliknya, pada periode yang sama suara Ganjar naik dari 31,1 persen menjadi 35,9 persen. Demikian pula dengan suara Prabowo, naik dari 29,7 persen menjadi 32,8 persen.
“Ganjar dan Prabowo bersaing ketat memperebutkan urutan teratas, sementara Anies di urutan ketiga dengan selisih suara signifikan dengan Prabowo dan Ganjar,” ungkap Deni saat memaparkan hasil survei seperti yang disiarkan SMRC TV, dikutip Senin (29/5/2023).
Dia menjelaskan, pemilih kritis merupakan pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau ponsel seluler sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.
Baca Juga
Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan. Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen.
Survei SMRC ini diselenggarakan pada 23-24 Mei 2023 dengan jumlah sampel 915 orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Sampel dipilih menggunakan teknik pembangkitan nomor telepon secara acak, dengan margin eror kurang lebih 3,3 persen.