Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kritik KTT G7 Hiroshima, Lavrov Sebut G7 Berniat Hambat Rusia dan China

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengkritik KTT G7. Menurut dia keputusan yang dibahas dan diadopsi pada acara itu untuk menghambat Rusia dan China.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara kepada para duta besar di Kedutaan Besar Rusia di Addis Ababa pada 27 Juli 2022. REUTERS/Tiksa Negerii
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara kepada para duta besar di Kedutaan Besar Rusia di Addis Ababa pada 27 Juli 2022. REUTERS/Tiksa Negerii

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengkritik pertemuan puncak Grup Tujuh (G7) atau KTT G7 di Hiroshima Jepang. Menurut dia keputusan yang dibahas dan diadopsi pada acara itu untuk menghambat Rusia dan China.

Melansir nhk.or.jp, Senin (22/5/2023), Lavrov menyampaikan hal itu dalam sebuah konferensi tentang diplomasi dan kebijakan pertahanan yang diadakan di pinggiran Ibu Kota Moskow, Sabtu (20/5/2023).

Dia berulang kali mengkritik negara-negara Barat karena mengintensifkan dukungan mereka untuk Ukraina.

Dalam Komunike Pemimpin G7 yang dikeluarkan pada hari Sabtu (20/5/2023), para peserta mengutuk keras perang agresi Rusia.

Lavrov juga menegaskan bahwa Rusia sedang berkonfrontasi dengan negara-negara Barat.

Dia menyatakan, mereka tidak hanya berusaha mengalahkan Rusia di medan perang, mereka juga ingin melenyapkan Rusia sebagai saingan geopolitik.

Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh pernyataan para pemimpin Grup Tujuh (G7) yang penuh dengan bahasa "anti Rusia dan anti China".

Dilansir dari nhk.or.jp, Kementerian tersebut merilis sebuah pernyataan pada Minggu setelah KTT G7 di kota Hiroshima, Jepang barat, ditutup pada hari sebelumnya.

Pernyataan tersebut mengatakan bahwa G7 secara harfiah terpaku pada konfrontasi komprehensif dengan Rusia.

Dalam pernyataan juga ditegaskan bahwa Amerika Serika (AS) berupaya membuat G7 mengambil alih fungsi-fungsi markas besar untuk mengatur skala dan waktu pasokan militer Barat ke Ukraina.

Dokumen tersebut mengatakan bahwa para pemimpin G7 gigih dalam menunjukkan niat mereka untuk memberikan "kekalahan strategis" pada Rusia.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper