Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengaku telah membuka komunikasi dengan sejumlah pihak, khususnya yang menentang kehadiran band Coldplay di Indonesia.
Hal ini pun termasuk merespons imbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar konser Coldplay di Indonesia tidak dilanjutkan lantaran grup band tersebut mendukung LGBT yang bertentangan dengan Pancasila dan Pasal 29 ayat (1) UUD 1945.
“Kami sudah membuka komunikasi [dengan MUI] dan ingin mendengar masukan dan saran para ulama karena ini adalah bagian memastikan bahwa konser ini ada dalam koridor hukum dan bagian Indonesia sebagai destinasi wisata dunia dan juga destinasi produk-produk ekonomi kreatif dunia,” tuturnya kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Senin (22/5/2023).
Tak hanya itu, dia juga angkat bicara terkait dengan ancaman Presidium Alumni (PA) 212 yang dikabarkan mengancam akan mengepung bandara jika Coldplay tetap hadir di Indonesia.
“Untuk itu sudah ditangani oleh kementerian dan lembaga terkait,” katanya.
Selanjutnya, Sandiaga pun mengamini bahwa jadwal konser Coldplay sama dengan jadwal FIFA Matchday pada November 2023, dimana tim nasional (timnas) Indonesia telah dijadwalkan akan melakoni pertandingan FIFA matchday pada rentang waktu 13-21 November 2023.
Baca Juga
Adapun, dalam rentang waktu tersebut menunjukkan bahwa terdapat satu hari, yaitu Rabu, 15 November 2023 Stadion Gelora Bung Karno (GBK) akan digunakan untuk konser Coldplay.
“Iya, untuk itu juga sudah kami koordinasikan kepada pemilik venue GBK [Gelora Bung Karno] dan juga lintas instansi, Kementerian dan Lembaga, maupun pemangku kepentingan terkait,” imbuhnya.
Antusias masyarakat yang sangat tinggi menyambut kehadiran band asal Inggris tersebut pada Rabu (15/11/2023) membuat pemerintah perlu melakukan persiapan sebaik mungkin, termasuk menampung setiap saran yang ada.
“Jadi, kan kalau dilihat ini harus dipersiapkan dengan baik, semua saran akan dipertimbangkan dan ditampung tentunya semua harus dari koridor hukum,” imbuhnya.
Dia pun memerinci bahwa di hari pertama saat pre-sale sebanyak 1,5 juta orang mengantri tiket secara daring dan saat general sale terdapat 1,7 juta peminat untuk membeli tiket konser dari band yang digawangi oleh Chris Martin tersebut.
“Permintaan ada 3,2 juta dan menunjukkan sangat tinggi minat dari Coldplay di Jakarta. Dan ini 20 persen wisatawan mancanegara,” katanya.
Bahkan, Sandi juga memprediksi bahwa total nilai tambah dari 3.000 event termasuk dari konser internasional pada 2023 mencapai Rp162 triliun.
Sandi pun mengamini bahwa kehadiran band asal Inggris Coldplay untuk mengadakan konser di Indonesia turut memberikan nilai tambah bagi nilai ekonomi di Tanah Air.
“Kami sedang mencatat dan menghitung potensi nilai tambah [konser Coldplay] terhadap ekonomi Indonesia, tetapi dari total 3.000 event termasuk konser internasional pada 2023 ini target capaian ekonominya sekitar Rp162 triliun atau melebihi US$10 miliar,” tuturnya