Bisnis.com, JAKARTA – Coba tanyakan pada Ganjar Pranowo peran Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Dia kemungkinan akan menjawab peran Mega sebagai salah satu mentor yang mendidiknya hingga mampu mencapai posisi gubernur.
Sebagai kader, Ganjar mengaku telah mendapatkan banyak penugasan dari PDIP. Dia sempat ditugaskan di Badan Pendidikan dan Pelatihan PDIP, lalu menjadi calon anggota legislatif.
“Jadi penugasan-penugasan yang diberikan kepada kami itu adalah bagian dari keseriusan sebagai kader sekaligus menguji kita sendiri apakah kita cukup serius,” kata Ganjar melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Sabtu (20/5/2023).
Tak hanya itu, dia juga mengaku tidak pernah bermimpi dapat menjadi orang nomor satu di Jawa Tengah. Namun, tiba-tiba, pria kelahiran tahun 1968 ini ditugaskan menjadi calon gubernur, padahal kala itu dia tengah menyiapkan diri untuk maju lagi sebagai calon anggota DPR.
“Tiba-tiba secara mendadak kami ditugaskan, saya ditugaskan untuk maju pemilihan gubernur di Jawa Tengah. Tahu enggak? Saat itu popularitas saya hanya 7 persen, elektabilitas saya hanya 3 persen dan harus menantang seorang incumbent,” kata Ganjar.
Namun, pada akhirnya, Ganjar menang. Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi karena gotong royong dan kekompakan kader PDIP dan pendukungnya. Selain kepada kader PDIP dan pendukung, dia juga mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak.
Baca Juga
Dia pun menyebut nama-nama, seperti Megawati, almarhum Tjahjo Kumolo mantan Sekretaris Jenderal PDIP, dan Prananda Prabowo – anak Megawati. Nama-nama inilah yang berdiskusi dengan Ganjar terkait kesiapannya dalam menghadapi Pilgub Jateng.
“Dan pada saat kami sosialisasi, kemudian terakhir agendanya diketok bahwa saya direkomendasi [jadi cagub Jateng],” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Ganjar juga mengisahkan sosok yang memiliki peran penting dalam perjalanan kariernya, yakni almarhum Taufiq Kiemas, suami Megawati.
Dia mengingat selalu dimarahi Taufiq jika bertemu. Banyak yang menyarankan Ganjar untuk menolak jika dipanggil olehnya. Namun, Ganjar justru melihat kemarahan Taufiq Kiemas bukan marah tanpa sebab.
“Yang saya baca, Mas Taufiq itu sedang tidak memarahi saya. Dia sebenarnya sedang menggembleng mental saya, apa kita ciut atau kemudian kita berani,” ujar Ganjar.
Menurut Ganjar, gemblengan dan didikan dari orang-orang di PDIP tidak akan dilupakannya. Dia pun mengaku beruntung bisa mendapatkan didikan dari tokoh-tokoh penting partai.
“Saya sebagai saksi bagaimana cara partai ini, beberapa tokohnya menggembleng kadernya dengan gayanya masing-masing. Saya orang yang beruntung mendapatkan itu,” ucapnya.