Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Jawa Tengah sekaligus bakal calon presiden dari PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo disambut meriah saat tiba di Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (20/5/2023).
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Ganjar bertolak dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, dan tiba di Palembang sekira pukul 12.05 WIB.
Ganjar yang sempat dikenakan rompi berlambang PDIP turut disambut dengan teriakan presiden oleh para kader.
“Ganjar presiden, Ganjar presiden, Ganjar presiden,” seru kader PDIP.
Para kader dan simpatisan PDIP juga berebut untuk berfoto dengan Ganjar. Kehebohan turut terjadi di luar bandara. Ratusan relawan diklaim telah menyambut kader PDIP tersebut.
Ganjar diketahui akan melakukan sederet kegiatan di Palembang. Dia akan melakukan konsolidasi internal dengan DPD PDIP Sumsel, serta melakukan silaturahmi dengan para tokoh masyarakat adat, agama, hingga ulama setempat.
Baca Juga
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyebut Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil unggul dalam simulasi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan keduanya mengungguli Prabowo Subianto dan Khofifah Indar Parawansa yang mendapatkan perolehan suara 30,5 persen dan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 18,5 persen.
“Ganjar-Ridwan Kamil dengan perolehan 40,1 persen unggul atas pasangan Prabowo-Khofifah dan Anies-AHY,” kata Burhanuddin dalam rilis survei terbaru dikutip, Jumat (19/5/2023).
Padahal, elektabilitas Ganjar sempat turun dan disalip Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada survei sebelumnya.
Hal itu besar dipengaruhi oleh batalnya Piala Dunia U-20, yang penyelenggaraannya ditolak oleh Ganjar karena keikutsertaan Timnas Israel.
Namun demikian, usai deklarasi langsung oleh PDIP sebagai bakal calon presiden, Ganjar saat ini menikmati peningkatan suara elektabilitasnya.
“Jadi setelah kemarahan terhadap pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah [Piala Dunia], publik mulai melupakan dan mulai melirik Ganjar lagi,” kata Burhanuddin.