Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan militer Rusia telah meningkatkan posisi pertahanan di dalam dan sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina bagian Selatan dalam beberapa pekan terakhir.
Informasi tersebut berdasarkan 4 orang saksi menjelang adanya serangan balasan di wilayah tersebut, seperti dilansir dari Reuters, pada Jumat (19/5/2023).
Parit baru telah digali di sekitar kota dan telah diletakkan lebih banyak ranjau. Kamera pengintai di pabrik mengarah ke Utara melintasi reservoir yang luas menuju wilayah yang dikuasai Ukraina.
Rusia telah mengatur posisi tembak di atas beberapa bangunan pabrik selama beberapa bulan. Jaring telah dipasang untuk mencegah serangan drone.
Langkah-langkah itu dijelaskan oleh 4 orang saksi, di antaranya 2 orang Ukraina yang bekerja di pembangkit listrik dan 2 penduduk lainnya di kota Enerhodar, yang menggarisbawahi risiko perang terhadap keamanan fasilitas tersebut.
Sumber anonim yang berbicara menyatakan kekhawatiran akan keselamatan mereka di kota di bawah pendudukan Rusia itu.
Operator pabrik Rusia mengatakan setiap aksi militer oleh Ukraina menimbulkan ancaman terhadap keselamatan nuklir, dan peralatan pabrik yang dipelihara dengan baik.
Badan intelijen militer Ukraina dan Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Beberapa pakar industri nuklir menyatakan khawatir dan memperingatkan bahwa kerusakan apapun pada pabrik itu dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan bagi manusia, daerah sekitarnya, perang, dan industri nuklir global.
Direktur think tank Nuclear Threat Initiative Nickolas Roth mengatakan bahwa reaktor nuklir tidak dirancang untuk zona perang.
"Reaktor nuklir tidak dirancang untuk zona perang dan saya tidak percaya mereka bisa aman atau terjamin di zona perang," katanya.
Kepala Badan Nuklir Energoatom Ukraina Petro Kotin, mengatakan bahwa dia tidak percaya pasukan Ukraina akan melancarkan serangan langsung ke lokasi tersebut dan sebaliknya dapat mencoba memaksa Rusia mundur dengan memutus jalur pasokan.
Akan tetapi, adanya kekhawatiran di komunitas internasional bahwa pembangkit nuklir 6 reaktor yang terbesar di Eropa, dapat terjebak dalam pertempuran, terutama karena analis militer mengharapkan Ukraina mencoba mendorong pasukan Rusia kembali ke wilayah Zaporizhzhia.
Pengawas nuklir PBB mengatakan bahwa aktivitas militer tumbuh di wilayah tersebut, dan menekankan segera perlunya tindakan pencegahan.
Selain itu, pengawas nuklir PBB juga telah memperingatkan selama berbulan-bulan lalu tentang bahaya besar di pabrik.
Adapun 4 diplomat mengatakan bahwa badan tersebut berencana untuk mengajukan kesepakatan antara Rusia dan Ukraina kepada Dewan Keamanan PBB untuk melindungi fasilitas tersebut, pada akhir bulan ini.
Lebih dari satu dekade yang lalu di Jepang, gempa bumi dan tsunami memutus pasokan listrik ke pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang menyebabkan reaktor meleleh, dan pemerintah mengatakan mengawasi Zaporizhzhia.
Jepang menyumbangkan 2 juta euro kepada pengawas PBB untuk membantu upayanya mengamankan keamanan pembangkit listrik Zaporizhzhia, pada April lalu.