Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebijakan Jepang Era Shinzo Abe Jadi Isu Utama KTT G7, RI Punya Andil?

Kebijakan era Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe bertajuk Free and Open Indo-Pasific (FOIP) menjadi salah satu isu utama yang mencuat di pertemuan KTT G7 2023.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi menyambut ketibaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Bandara Hiroshima, Jepang pada Jumat (19/5/2023)./Istimewa
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi menyambut ketibaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Bandara Hiroshima, Jepang pada Jumat (19/5/2023)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Inisiatif Jepang menciptakan kawasan perdagangan bebas di wilayah Indo-Pasifik lewat kebijakan era Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe bertajuk Free and Open Indo-Pasific (FOIP) menjadi salah satu isu utama yang mencuat di pertemuan KTT G7 2023.

Indonesia sendiri merupakan negara yang ikut serta mendukung kebijakan tersebut melalui pembangunan Pelabuhan Patimban sebagai salah satu jalur dagang, yang masih dalam tahap pertama sampai dengan akhir tahun lalu.

Selain Patimban, FOIP juga mengalamatkan isu perdamaian dan kestabilan keamanan kelautan di Indonesia melalui pelatihan dan pengadaan alat-alat pengamanan, serta seminar terkait dengan hukum penerbangan dan laut internasional.

Lantas, perihal apa saja yang menjadi poin penting dalam kebijakan yang ditelurkan pada masa kepemimpinan mendiang mantan PM Shinzo Abe tersebut?

Mengutip lampiran mengenai kerangka konseptual FOIP, Negeri Sakura bertujuan menciptakan stabilitas dan kemakmuran masyarakat internasional dengan menghubungkan Benua Afrika dan Asia serta Samudra Pasifik dan Hindia.

Alasannya, Afrika sangat potensial dengan jumlah populasi mencapai 1,3 miliar orang atau sekitar 17 persen dari total penduduk dunia, pertumbuhan ekonomi rata-rata 4,8 persen (2000-2016), kekayaan sumber daya alam, dan sumber daya manusia (SDM).

“Jepang mengaku berkomitmen mendukung pembangunan kebangsaan di area tersebut, berikut dengan aspek lainnya seperti politik dan pemerintah tanpa pemaksaan dan intervensi,” tulis lampiran tersebut seperti dikutip, Jumat (19/5/2023).

Sementara di Asia, Jepang berkomitmen lebih jauh dalam mempromosikan kualitas pembangunan infrastruktur, perdagangan dan investasi, serta meningkatkan bisnis lingkungan dan pengembangan SDM, serta penguatan konektivitas di kawasan Asean.

Lebih jauh, Jepang juga berencana memperluas kesuksesan yang dicapai di Kawasan Asean ke wilayah lain seperti Timur Tengah dan Afrika.

Dalam peta proyeknya sejumlah pembangunan dilakukan di 2 koridor ekonomi, yakni East-West Economic Corridor dan Southern Economics Corridor.

Proyek-proyek yang dikerjakan di East-West terbagi atas konstruksi Hai Van Tunnel (Vietnam), renovasi Da Nang Port (Vietnam), konstruksi Second Mekong International Bridge di (Laos), perbaikan jalan nasional no. 9 (Laos), serta perbaikan East-West Economics Corridor (Myanmar).

Sementara di Southern Economics Corridor, ada konstruksi Neak Loeung Bridge (Kamboja), konstruksi Cai Mep-Thi Vai International Port (Vietnam), serta perbaikan jalan nasional No.5 (Kamboja).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Rendi Mahendra

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper