Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan penduduk Indonesia periode 2020-2050 akan semakin melambat setiap tahunnya. Generasi Millenial dan Gen Z pilih tidak memiliki anak atau child free?
Berdasarkan data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pertumbuhan penduduk periode 2020–2050 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahunnya.
Proporsi penduduk usia 0–14 tahun akan turun dari 24,56 persen pada 2020 menjadi 19,61 persen pada 2045. Sementara penduduk usia 65 tahun ke atas naik dari 6,16 persen menjadi 14,61 persen pada 2045.
Artinya, jumlah penduduk produktif akan semakin berkurang setiap tahunnya. Mengingat para Generasi Millenial dan Gen Z akan menjadi lansia dan pra-lansia di masa mendatang.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Soeharso Monoarfa menuturkan rencana pemerintah dalam membuat proporsi yang imbang.
Baca Juga
“Kami ingin melihat negara AS dia buat berimbang. Jadi tingkat harapan hidup dan angka pertumbuhan penduduk berimbang. Di kami [Indonesia] tidak berimbang,” ujarnya di Jakarta Convention Center, Selasa (16/5/2023).
Lebih lanjut, Soeharso menjelaskan bahwa kondisi Indonesia saat ini memang semakin sejahtera, tingkat harapan hidup semakin tinggi, namun pertambahan penduduk melambat.
Untuk itu, pemerintah berusaha menjaga pertumbuhan penduduk dengan target total fertility rate (TFR) atau angka kelahiran setiap perempuan di angka 2,0.
“Jadi akibatnya banyak orang tua. Seperti yang Pak Wapres sampaikan tadi, kami ingin TFR dijaga di angka 2,0, supaya setiap 1 pasang melahirkan 2 [anak]. Paling tidak kami bisa menjaga, sekarang kecenderungan di kota anaknya 1, setelah 10 tahun nikah belum punya anak, atau memang rencananya nggak punya anak,” lanjutnya.
Pasalnya, saat ini memang terjadi pergeseran pertumbuhan penduduk. China diperkirakan sudah mengalami pertumbuhan penduduk negatif sejak 2021. Sementara itu, India akan menggantikan China sebagai negara dengan penduduk terbanyak di dunia pada 2023.
Soeharso menyebutkan bahwa China memang memiliki rencana mengurangi jumlah penduduk, namun keseimbangannya tetap dijaga.
“Indonesia jangan sampai keburu tua, tetapi belum kaya, dalam arti tidak dalam posisi yang mampu untuk membiayai hidupnya di hari tua,” tutupnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan agar Bappenas dapat membuat peta jalan baru terkait dengan keseimbangan penduduk di Indonesia pada 2045 mendatang.
“Ya, saya pikir mengenai masalah rencana keluarga berencana itu harus dilakukan perencanaan yang baru dan disesuaikan, sebab kalau itu prediksinya benar maka akan berbahaya,” pungkas Ma’ruf Amin.
Meski proyeksi pertumbuhan penduduk melambat, Bappenas memprediksikan jumlah penduduk Indonesia mencapai 324 juta jika. Bertambah sebesar 54,42 juta jiwa dari jumlah pada 2020.