Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemilu Turki: Perolehan Suara Erdogan dan Kilicdaroglu Ketat

Dengan lebih dari 96 persen surat suara dihitung, Erdogan memimpin dengan 49,44 persen suara, dan Kilicdaroglu memperoleh 44,86 persen suara.
Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Devlet Bahceli, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP), mengunjungi Antakya di Provinsi Hatay, Turki 20 Februari 2023. Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/Handout via REUTERS
Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Devlet Bahceli, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP), mengunjungi Antakya di Provinsi Hatay, Turki 20 Februari 2023. Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/Handout via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Turki diperkirakan akan mengadakan pemungutan suara lanjutan karena dua capres, Recep Tayyip Erdogan dan Kemal Kilicdaroglu, belum meraih suara di atas ambang batas untuk menang mutlak dalam pemilu pada Minggu (14/5/2023).

Pemungutan suara lanjutan ini menahan ambisi presiden Erdogan untuk memperpanjang masa pemerintahannya yang telah berlangsung selama 20 tahun.

Dilansir dari Reuters, Senin (15/5/2023), dengan lebih dari 96 persen surat suara dihitung, Erdogan memimpin dengan 49,44 persen suara, dan Kilicdaroglu memperoleh 44,86 persen suara, menurut kantor berita Anadolu.

Namun kedua belah pihak mengklaim unggul dan memperdebatkan angka-angka tersebut. Jika seluruh surat suara telah dihitung dan keduanya tidak meraih ambang batas 50 persen suaran, maka pemilihan ulang akan digelar pada 28 Mei mendatang.

Pemilu Turki ini, yang dipandang sebagai keputusan atas jalan Erdogan yang semakin otoriter, ditetapkan untuk memberikan aliansi yang berkuasa mayoritas di parlemen, memberinya keunggulan potensial saat pemungutan suara ulang.

Jajak pendapat sebelum pemungutan suara menunjukkan persaingan yang sangat ketat, namun Kilicdaroglu unggul tipis. Dua jajak pendapat pada hari Jumat bahkan menunjukkan bahwa ia berada di atas ambang batas 50 persen.

Pemungutan suara ini tidak hanya akan menentukan siapa yang akan memimpin Turki, namun juga menentukan apakah Turki akan kembali menjadi lebih sekuler dan demokratis; bagaimana Turki akan menangani krisis biaya hidup; dan bagaimana mengelola hubungan penting dengan Rusia, Timur Tengah, dan Barat.

"Erdogan akan memiliki keuntungan dalam pemungutan suara kedua setelah aliansinya melakukan jauh lebih baik daripada aliansi oposisi. Saya memperkirakan akan ada banyak fluktuasi mata uang dalam dua minggu ke depan," ujar Hakan Akbas, direktur pelaksana penasihat politik Strategic Advisory Services.

Penghitungan suara terpisah yang dipublikasikan oleh ANKA menunjukkan lebih dari 99 persen kotak suara telah dihitung, dengan Erdogan meraih 49,26 persen suara sedangkan Kilicdaroglu dengan 45,04 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper