Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemilu Turki Bergulir, Nasib Erdogan Berada di Tangan 60 Juta Pemilih

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendapatkan tantangan berat dari Kemal Kilicdaroglu dalam pemilu yang berlangung Minggu (14/5/2023) waktu setempat.
Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Devlet Bahceli, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP), mengunjungi Antakya di Provinsi Hatay, Turki 20 Februari 2023. Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/Handout via REUTERS
Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Devlet Bahceli, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP), mengunjungi Antakya di Provinsi Hatay, Turki 20 Februari 2023. Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/Handout via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA — Nasib Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan segera ditentukan dalam pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung pada Minggu (14/5/2023).

Dilansir dari Bloomberg Minggu (14/5/2023), lebih dari 60 juta pemilih akan memberikan suara dalam pemilu paling penting dalam satu generasi terakhir. Mereka akan menjadi penentu nasib Erdogan apakah akan melanjutkan pemerintahan yang dianggap banyak orang otoriter hingga dekade ketiga.

Erdogan menjadi pemimpin terlama Turki telah menjadikan negara anggota NATO itu sebagai kekuatan regional dengan kekuatan yang terus berkembang dari Ukraina hingga Suriah.

Kendati demikian, Bloomberg menyebut kebijakan ekonomi yang makin tidak menentu membuat pemimpin berusia 69 tahun itu rentan mendapatkan penolakan dari para pemilih sejalan dengan krisis inflasi yang telah memporakporandakan perekonomian masyarakat tahun lalu.

Di sisi lain, penantang utama Erdogan, Kemal Kilicdaroglu, memiliki dukungan dari kelompok partai oposisi terbesar di negara itu. Kemal berjanjin untuk memulihkan supremasi hukum, memperbaiki hubungan dengan Barat, serta memperbaiki kebijakan ekonomi.

Sementara itu, para manajer aset dunia menantikan hasil pemilu apakah nantinya akan membuat Turki kembali mendapatkan rekomendasi beli.

Untuk diketahui, aliran modal asing membanjiri pasar saham dan surat utang Turki pada dekade pertama Erdogan. Namun, investor berbalik arah dalam beberapa tahun terakhir setelah Presiden menempuh kebijakan pertumbuhan dengan segala cara yang menghempaskan nilai mata uang negara itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper