Bisnis.com, JAKARTA — Nasib Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan segera ditentukan dalam pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung pada Minggu (14/5/2023).
Dilansir dari Bloomberg Minggu (14/5/2023), lebih dari 60 juta pemilih akan memberikan suara dalam pemilu paling penting dalam satu generasi terakhir. Mereka akan menjadi penentu nasib Erdogan apakah akan melanjutkan pemerintahan yang dianggap banyak orang otoriter hingga dekade ketiga.
Erdogan menjadi pemimpin terlama Turki telah menjadikan negara anggota NATO itu sebagai kekuatan regional dengan kekuatan yang terus berkembang dari Ukraina hingga Suriah.
Kendati demikian, Bloomberg menyebut kebijakan ekonomi yang makin tidak menentu membuat pemimpin berusia 69 tahun itu rentan mendapatkan penolakan dari para pemilih sejalan dengan krisis inflasi yang telah memporakporandakan perekonomian masyarakat tahun lalu.
Di sisi lain, penantang utama Erdogan, Kemal Kilicdaroglu, memiliki dukungan dari kelompok partai oposisi terbesar di negara itu. Kemal berjanjin untuk memulihkan supremasi hukum, memperbaiki hubungan dengan Barat, serta memperbaiki kebijakan ekonomi.
Sementara itu, para manajer aset dunia menantikan hasil pemilu apakah nantinya akan membuat Turki kembali mendapatkan rekomendasi beli.
Baca Juga
Untuk diketahui, aliran modal asing membanjiri pasar saham dan surat utang Turki pada dekade pertama Erdogan. Namun, investor berbalik arah dalam beberapa tahun terakhir setelah Presiden menempuh kebijakan pertumbuhan dengan segala cara yang menghempaskan nilai mata uang negara itu.