Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap! Ini Alasan Jokowi Tak Undang Surya Paloh

Jokowi mengakui tak mengundang Surya Paloh itu lantaran, perbedaan arah dan koalisi politik pada Pilpres 2024.
Presiden Joko Widodo (kanan) berjalan bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) usai melaksanakan Shalat Idul Fitri 1444 H di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (22/4/2023). Shalat Idul Fitri pertama yang diselenggarakan di Masjid Raya Sheikh Zayed tersebut dihadiri Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/nym.
Presiden Joko Widodo (kanan) berjalan bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) usai melaksanakan Shalat Idul Fitri 1444 H di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (22/4/2023). Shalat Idul Fitri pertama yang diselenggarakan di Masjid Raya Sheikh Zayed tersebut dihadiri Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/nym.

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tak mengundang Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam agenda halalbihalal di Istana Merdeka, pada Selasa (2/5/2023).

Jokowi mengakui tak mengundang Surya Paloh itu lantaran, perbedaan arah dan koalisi politik untuk menghadapi pemilihan umum (pemilu) 2024.

“Ya memang ga di undang. NasDem itu, kami harus bicara apa adanya, mereka kan sudah memiliki koalisi sendiri dan ini gabungan partai yang kemarin kumpul itu juga ingin membangun kerja sama politik yang lain,” ujarnya ketika ditemui di Sarinah, Kamis (4/5/2023).

Menurutnya merupakan hal lumrah apabila perbedaan koalisi menjadi alasan dirinya tak mengungdang parpol Nomor urut 5 di Pemilu 2024 tersebut yang disebabkan sudah berbedanya pandangan politik.

“Ya, memang semestinya seperti itu. [Partai] ini memiliki strategi besarnya apa, Ya, masa yang di sini harus tau strateginya [lawan politiknya] kan mestinya tidak seperti itu dan dalam politik itu wajar-wajar saja biasa dan saya itu adalah pejabat publik sekaligus pejabat politik. Jadi biasa kalau bicara politik boleh dong,” katanya.

Orang nomor satu di Indonesia itu pun mengaku bahwa dirinya juga memiliki hak untuk membahas berbagai ranah dari politik hingga pelayanan publik.

“Saya bicara berkaitan pelayanan publik juga bisa dong. Nah, itu memang tugas Presiden hanya memang kalau nanti ada ketetapan KPU saya begitu,” imbuhnya sambil memberikan gestur berdiam diri.

Oleh sebab itu, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa aksinya mengumpulkan koalisi partai pendukung pemerintah agar tak diartikan sebagai bentuk cawe-cawe atau ikut membantu mengerjakan.

“Cawe-cawe? Hehe bukan cawe-cawe. Itu diskusi kok cawe-cawe. Diskusi, saya ini kan pejabat poktiik. Jadi, saya bukan cawe-cawe. Urusan capres itu urusannya partai atau gabungan partai sudah bolak balik saya sampaikan. Kalau mereka mengundang saya dan saya mengundang mereka boleh-boleh saja. Apa ada konstitusi yang dilanggar? Tidak ada. Tolonglah mengerti kalau saya ini politisi sekaligus pejabat publik,” pungkas Jokowi.

Sekadar informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang sejumlah ketua umum partai politik (ketum parpol) untuk melakukan halalbihalal di Istana Merdeka, pada Selasa (2/5/2023).

Di antara semua elite parpol yang hadir Yahya Surya Paloh yang tak diundang oleh Jokowi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper