Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sekjen Liga Arab Sebut Konflik di Sudan akan Berhenti dalam 2 Pekan

Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan bentrokan bersenjata di Sudan dapat berhenti dalam 1 atau 2 pekan.
Ilustrasi: Sidang Liga Arab/Reuters
Ilustrasi: Sidang Liga Arab/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan bahwa bentrokan bersenjata di Sudan dapat berhenti dalam 1 atau 2 pekan, pada Selasa (3/5/2023). 

Bentrokan bersenjata antara angkatan bersenjata Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter negara itu hingga kini telah berlangsung lebih dari 2 pekan. 

"Gencatan senjata kemungkinan akan dicapai di Sudan dalam 1 atau 2 pekan," katanya, seperti dikutip dari saluran televisi Al-Sharq.

Menurutnya, rakyat Sudan telah banyak menderita kerugian dan korban yang sangat besar akibat konflik tersebut.

Melansir TASS, sekretaris jenderal itu juga mengatakan bahwa permusuhan tersebut menghadirkan ancaman bagi seluruh wilayah di Sudan. 

Sementara itu, seorang penasihat kepala RSF Sudan mengatakan sebelumnya bahwa RSF belum memberikan persetujuan untuk gencatan senjata selama sepekan yang dimulai pada Kamis (4/5/2023). 

Ketegangan di Sudan meningkat di tengah ketidaksepakatan antara panglima militer Abdel Fattah al-Burhan, yang juga mengepalai Dewan Kedaulatan yang berkuasa, dan Kepala Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter Mohamed Hamdan Dagalo dikenal sebagai Hemedti, wakil al-Burhan di dewan.

Pertikaian terjadi antara kedua organisasi militer tersebut berkaitan untuk menyatukan angkatan bersenjata Sudan, terkait pihak yang harus diangkat sebagai panglima tertinggi angkatan darat. 

Adapun konflik tersebut untuk menentukan seorang perwira militer pilihan yang lebih disukai Burhan, atau presiden sipil terpilih seperti yang ditekankan Dagalo.

Bentrokan bersenjata antara faksi-faksi militer yang bersaing meletus di dekat sebuah pangkalan militer di Merowe dan di ibu kota, Khartoum, pada Sabtu (15/4/2023). 

Menurut Kementerian Kesehatan negara itu, lebih dari 550 orang telah tewas di negara itu sejak konflik pecah di Sudan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper