Bisnis.com, SOLO - Seorang juru bicara Angkatan Udara Yurii Ihnat mengatakan jika Rusia disebut kembali menggunakan rudal yang diproduksi musim gugur atau musim dingin lalu untuk menyerang Ukraina.
Ihnat menambahkan bahwa Rusia masih memiliki rudal dan juga terus memproduksinya meski dengan lambat yang belum sempurna.
"Kami tahu Rusia hanya memiliki sedikit rudal yang tersisa, meskipun mereka terus membuatnya," katanya.
Pasukan Rusia meluncurkan serangan rudal skala besar lainnya terhadap Ukraina pada dini hari tanggal 28 April 2023 kemarin. Tapi serangan tersebut mudah saja diantisipasi oleh militer Kyiv.
Dilansir dari Kyiv Independet, pertahanan udara Ukraina menghancurkan 21 dari 23 rudal jelajah X-101 dan X-555 dan dua drone yang diluncurkan Rusia menggunakan pesawat strategis Tu-95 dari Laut Kaspia.
Tentang rudal X-101 dan X-555
Rusia sudah memamerkan dua rudal baru bikinan mereka, X-101 dan X-555, sejak tahun 2020 lalu untuk menyerang Ukraina.
Baca Juga
Rudal jelajah berbasis darat, laut, dan udara berpresisi tinggi tersebut digunakan sebagai pengganti sejumlah rudal canggih Rusia yang rusak dalam pertempuran yang telah berlangsung setahun terakhir.
Pada tahun 2022 lalu, penyerbu meluncurkan X-101, X-555 dari wilayah Laut Kaspia dari sebelas pesawat pembom strategis Tu-95 dan Tu-160.
Rudal jelajah Kalibr diluncurkan dari kapal di Laut Hitam. Sistem rudal balistik jarak pendek berbasis darat Iskander digunakan ke berbagai arah.
Akan tetapi hingga saat ini, dua rudal baru Rusia tersebut diklaim belum cukup kuat untuk membuat gentar pasukan musuh.
Bahkan, militer Ukraina mudah saja mengantisipasi serangan dua rudal baru produksi Rusia tersebut.