Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Suhu Kota Bandung Terasa Lebih Panas

Suhu di Kota Bandung dalam beberapa hari ini terasa lebih panas dibandingkan biasanya. Apa lagi menjelang siang hari, terik
Kota Bandung/panduanwisata.id
Kota Bandung/panduanwisata.id
Bisnis.com, BANDUNG - Suhu di Kota Bandung dalam beberapa hari ini terasa lebih panas dibandingkan biasanya. Apalagi menjelang siang hari, terik Matahari terasa lebih menyengat kulit. 
Staf Data dan Informasi BMKG Bandung, Yuni Yulianti mengatakan berdasarkan pengamatan cuaca di Stasiun Geofisika Bandung suhu rata-rata di Kota Bandung masih normal, yakni berada di kisaran 29-30,4 derajat Celcius.
"Kemudian di Lembang maksimumnya di 25-26,2 derajat celcius. Masih dalam kategori normal, sejauh ini tidak terlalu siginifikan," ujar Yuni, beberapa waktu lalu. 
Sempat muncul dugaan suhu panas akibat gelombang panas yang disebabkan oleh La Nina, ternyata dia memprediksi ada beberapa faktor yang membuat suhu Kota Bandung terasa lebih panas. Di antaranya, disebabkan oleh intensitas radiasi Matahari yang lebih maksimal dibanding biasanya yang disebabkan oleh berkurangnya tutupan awan akibat dari musim kemarau. 
Selain itu, cuaca panas juga disebabkan oleh dinamika atmosfer uang yang tidak biasa. 
"Terkait musim, masih dalam periode masa transisi di Bandung, jadi peralihan musim hujan ke kemarau. Lalu, tutupan awan berkurang sehingga aktivitas gelombang matahari optimal 24-31⁰ Celsius. Saat ini rata-rata suhu di Kota Bandung 30,6 derajat Celsius. Masih ambang normal, meski sudah masuk di indikator maksimal," paparnya.
Akibatnya, saat pagi hari suhu udara terasa lebih hangat. Lalu, pada siang hari suhu panas terik maksimum. Namun, pada saat sore intensitas curah hujan masih ada.
"Prediksinya, awal Mei kita sudah masuk musim kemarau. Untuk tahun ini, prediksinya kemarau normal, berbeda dengan tahun lalu hampir tidak ada kemarau ya atau istilahnya kemarau basah," ungkapnya.
Pada April II 2023- Mei I 2023 umumnya diprediksi curah hujan berada pada kriteria rendah hingga menengah (20-150 mm/dasarian).
Oleh karenanya, masyarakat tidak perlu panik mengenai isu gelombang panas yang saat ini tengah melanda sejumlah kawasan Asia. Dia mengimbau agar masyarakat menggunakan tabir surya terutama saat berkegiatan di luar ruangan. 
"Pakai payung atau pakai topi. Kemudian, terutama bagi pengguna roda dua, bisa pakai pakaian yang lebih menutup untuk melindungi kulit. Jika dirasa panas sangat menyengat, harap menepi untuk berteduh dulu," imbaunya.
Ditambahkan, tinggi rendahnya indeks UV tidak memberikan pengaruh langsung pada kondisi suhu udara di suatu wilayah.
"Untuk indikator UV, kami belum menerima hasil laporannya karena BMKG tidak memantau lebih jauh mengenai UV. Kami lebih memantau mengenai suhu udara," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper