Bisnis.com, JAKARTA- Calon Presiden (Capres) dari PDIP Ganjar Pranowo mengungkap amanat Presiden Joko Widodo kepadanya apabila berhasil memenangkan pemilihan Kepala Negara di 2024 mendatang. Amanat itu yakni melanjutkan program penghiliran atau hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA).
Ganjar mengatakan bahwa amanat itu disampaikan oleh presiden saat keduanya pulang dari Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023). Mereka menggunakan pesawat Kepresidenan setelah Ganjar diumumkan sebagai Capres PDIP oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Pulang [dari Batu Tulis] saya menemani Pak Presiden 50 menit di pesawat. Banyak juga beliau bercerita bagaimana kita melakukan banyak lompatan dan akselerasi, tentu saja Pak Jokowi sudah meletakkan fondasi yang kuat," tuturnya di sela waktu sarapan bersama dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming di Solo usai salat Idulfitri, dikutip dari YouTube Ganjar Pranowo, Senin (24/4/2023).
Amanat untuk melanjutkan program Jokowi yang menitikberatkan pada ekonomi menjadi salah sat ciri khas Ganjar. Gubernur Jawa Tengah dua periode itu bahkan menyebut salah satu kriteria ideal bakal calon wakil Presiden yang mendampinginya harus bisa melanjutkan program Jokowi.
Ganjar berpesan bahwa dengan program hilirisasi maka Indonesia bisa mengalami lompatan ekonomi yang besar. Negara yang awalnya bertumpu pada ekspor barang mentah, dinilai bisa meraup nilai tambah lebih besar apabila bisa mengekspor barang jadi atau setengah jadi.
"Hilirisasi bisa menaikkan lomparan ekonomi yang besar. Kita harus menjaga ini dan harus kita lanjutkan. Banyak agenda-agenda itu sehingga pasangan wakilnya kita harapkan yang memiliki visi dan komitmen yang sama," ucapnya.
Baca Juga
Namun demikian, jalan panjang hilirisasi Indonesia bukan berarti mudah dan mulus. Misalnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan terjadi penurunan produksi hasil hilirisasi batu bara yang signifikan selama tiga tahun terakhir.
Berdasarkan laporan kinerja 2022 Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara, realisasi peningkatan nilai tambah atau hilirisasi batu bara selama periode itu mencapai 295.515 ton.
Torehan itu melanjutkan tren penurunan yang signifikan sejak 2020 hingga 2021 yang sempat mencatatkan produksi masing-masing di angka 401.000 ton dan 335.000 ton. Dengan demikian, susut produksi selama rentang tiga tahun terakhir itu sudah mencapai 26,30 persen.
Di sisi lain, Presiden Jokowi menegaskan bakal tetap mendorong hilirisasi di dalam negeri terutama hilirisasi nikel untuk industri baterai mobil listrik.
Saat menghadiri pameran industri di Hannover Messe di Jerman, Minggu (16/4/2023), Jokowi menyebut kebijakan hilirisasi industri di Indonesia didukung dengan ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, bonus demografi dan pasar yang besar, serta ekonomi yang terjaga.
Menurutnya, keempat hal tersebut sudah cukup untuk menjadi modal Indonesia untuk menjadi pemain besar pada industri ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Dalam hal ini, Kepala Negara menyebut Indonesia sangat terbuka untuk investasi serta kerja sama dalam membangun industri hilir di dalam negeri.
"Sampai tahun 2040, ada 21 komoditas dalam peta jalan hilirisasi, diproyeksikan mencapai nilai investasi US$545,3 miliar," ujarnya, dikutip dari keterangan resmi.