Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Citra Institute Efriza memperkirakan pengumuman Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP merupakan langkah partai berlambang banteng moncong putih untuk menjegal Prabowo Subianto jadi capres usungan koalisi besar.
“Kans Prabowo sebagai capres koalisi besar semakin menyusut drastis, sebab partai-partai koalisi pemerintahan sejak awal lebih menginginkan Ganjar Pranowo sebagai capres, juga bergabung dengan koalisi dengan PDIP,” ujar Efriza kepada Bisnis, Sabtu (22/4/2023).
Sebelumnya, peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Aisah Putri Budiarti menjelaskan, parpol memang cenderung akan bergabung ke koalisi yang punya capres dengan elektabilitas tinggi.
Melihat dinamika dan elektabilitas belakangan, Aisah menilai koalisi besar lebih cenderung akan mendukung Prabowo—setidaknya sebelum PDIP mengumumkan Ganjar sebagai capresnya.
“[Koalisi besar] potensinya mengusung Prabowo," ungkap Aisah kepada Bisnis, Selasa (11/4/2023).
Seperti diketahui, pendaftaran capres-cawapres untuk Pilpres 2024 sendiri akan dibuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Oktober 2023.
Baca Juga
Sejauh ini, Anies Baswedan sudah mengantongi tiket bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari: PKS, NasDem, dan Partai Demokrat.
Sedangkan, Prabowo adalah bakal capres dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang beranggotakan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sementara, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PKB, PAN, serta PPP belum mendeklrasikan capres.