Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Skenario Koalisi Jika Ganjar Jadi Diumumkan Mega Capres PDIP

Megawati Soekarnoputri dikabarkan akan segera mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP untuk menghadapi Pilpres 2024.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato pada HUT ke-50 PDIP pada Selasa (10/1/2023) di JIExpo Kemayoran./Dok. PDIP
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato pada HUT ke-50 PDIP pada Selasa (10/1/2023) di JIExpo Kemayoran./Dok. PDIP

Bisnis.com, JAKARTA -- PDI Perjuangan (PDIP) dikabarkan akan mengumumkan bakal calon presiden (bacapres) pada hari ini, Jumat (21/4/2023). Informasi yang banyak beredar, pengumuman bacapres PDIP akan berlangsung di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat.

Sosok Gubernur Ganjar Pranowo disebut-sebut sebagai kader yang akan ditunjuk sebagai bacapres. Namun demikian, jika merujuk pilihan lokasi yang diambil, Istana Batu Tulis Bogor adalah tempat penandatanganan kesepakatan antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto.

Selain itu istana Batu Tulis juga menjadi tempat pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Megawati Soekarnoputri belum lama ini.  Artinya, soal spekulasi siapa sosok capres yang akan diusung hanya Megawati yang tahu.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto hanya meminta semua kadernya mencermati isu capres pencapresan secara bijak sembari menegaskan kewenangan Megawati dalam penentuan capres pada Pilpres 2024 nanti.

"Kami tegaskan keputusan capres PDIP akan diumumkan Megawati Soekarnoputri pada momentum yang tepat," ujar Hasto.

Adapun maksud dari momentum yang tepat, kata Hasto, tidak merujuk waktu yang spesifik, bisa kapan saja dan tentunya penunjukan capres akan mempertimbangkan banyak aspek.

Hasto kemudian memberikan contoh momentum peringatan hari Kebangkitan Nasional pada bulan Mei atau Juni yang sering diperingati sebagai hari Bung Karno bagi kader PDIP.

Tren Dukungan

Sementara itu, publikasi terbaru Indikator Politik mengungkap perubahan peta politik pasca polemik penolakan tim nasional (timnas) Israel yang berujung pencoretan nama Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo anjlok. Tren ini konsisten dengan hasil polling dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang juga mengungkap elektabilitas Ganjar dan PDIP terimbas karena sentimen negatif menolak kedatangan timnas Israel.

Selain mengungkap penurunan elektabiltas PDIP Ganjar, survei terbaru Indikator Politik juga memaparkan potensi peta dukungan atau koalisi kepada para kandidat calon presiden pada Pilpres 2024. 

Jika mengacu realitas hasil survei, ada tiga nama yang berpeluang maju dalam kontestasi Pilpres 2024. Ketiga nama itu antara lain Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Prabowo saat ini adalah pemuncak survei capres versi dua lembaga survei. Indikator Politik mengungkap tingkat keterpilihan Prabowo mencapai 22,2 persen.

Potensi dukungan terhadap Prabowo berasal dari partai Gerindra yang mencapai 51,3 persen, Golkar 48,1 persen, PPP 41 persen dan lainnya yang mencapai angka 33 persen.

Di peringkat kedua ada nama Ganjar Pranowo. Tingkat keterpilihan Ganjar dalam survei Indikator Politik mencapai 19,8 persen. Mayoritas  responden yang memilih Ganjar berasal dari PDIP sebanyak 45,8 persen dan PKB 36,5 persen.

Adapun Anies Baswedan memperoleh dukungan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan alias KPP. KPP mencakup NasDem yang 34,1 persen respondennya mendukung Anies, PKS 47,9 persen, Demokrat 40 persen dan PAN sebanyak 50 persen.

Versi LSI

Sementara itu, hasil polling yang dipublikasikan oleh LSI mengungkap bahwa Ganjar hanya memperoleh dukungan dari dua partai. Basis pemilih PDIP memang cenderung memilih Ganjar dengan angka 50 persen. Sedangkan partai lain yang mayoritas respondennya memilih Ganjar adalah PPP dengan angka 42,9 persen.

Menariknya dari data LSI, ada sebanyak 31,2 persen responden PDIP yang memilih Prabowo Subianto. Jumlah ini cukup besar karena PDIP adalah partai pemenang dalam Pemilu 2019.

Berbeda dengan Ganjar, setidaknya jika survei LSI menjadi acuan pembentukan koalisi, Prabowo memperoleh dukungan dari mayoritas responden PKB sebanyak 41,4 persen, Gerindra 46,4 persen dan Golkar 41,3 persen. 

Meski demikian, dukungan terhadap Prabowo juga belum solid. Ada sebanyak 35,7 persen responden Gerindra yang justru mendukung Anies Baswedan. Sebaliknya sebanyak 32,9 persen responden PKB mendukung Ganjar Pranowo. 

Sementara itu, dukungan terhadap Anies Baswedan mayoritas berasal dari partai yang menjadi member Kaolisi Perubahan dan Persatuan (KPP) plus PAN. Responden NasDem yang mendukung Anies mencapai 54,8 persen, PKS 64,5 persen dan PAN yang menjadi anggota koalisi pemerintah, 51,9 persen.

Di antara anggota KPP, dukungan Partai Demokrat justru belum solid. Kendari mayoritas yakni 37,5 persen responden mendukung Anies, jumlah responden yang memilih Prabowo dan Ganjar juga cukup besar. Kader Demokrat yang memilih Prabowo versi LSI bahkan mencapai 36 persen. Sedangkan Ganjar 23,8 persen.

Artinya dari simulasi berdasarkan basis pemilih parpol Pemilu 2019, ada kencenderungan bahwa mayoritas kader PDIP dan PPP mendukung Ganjar Pranowo. Gerindra, Golkar dan PKB mendukung Prabowo. Sedangkan Anies akan didukung oleh NasDem, Demokrat, PKS sebagai KPP plus PAN.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper