Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TPNPB Balas Dendam ke TNI-Polri dan Penyebab Pilot Susi Air Masih Disandera KKB Papua

KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman akan mengevaluasi secara menyeluruh bagi prajurit yang akan bertugas dalam operasi militer.
Letjen TNI Dudung Abdurachman resmi dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta pada Rabu, 17 November 2021 - Youtube Setpres
Letjen TNI Dudung Abdurachman resmi dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta pada Rabu, 17 November 2021 - Youtube Setpres

Penyebab Pilot Susi Air Belum Dibebaskan

Kapuspen TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono mengatakan, operasi penyelamatan pilot Susi Air Phillip Mehrtens terkendala kondisi cuaca yang tidak menentu.

 "Yang paling menyulitkan dalam operasi ini adalah cuaca. Kondisi pilot sudah diketahui areanya. Operasinya sudah semakin mengerucut dan terfokus. Jadi, (terkendala) cuaca dan ini sangat tidak menentu di Papua," ujar Julius dalam konferensi pers di Balai Wartawan Puspen TNI Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023).

 Pada Sabtu (15/4/2023), lanjut dia, TNI telah mencoba berkomunikasi dengan Satgas Yonif R 321/GT terkait dengan operasi tersebut melalui saluran radio, namun komunikasi mereka masih terhambat karena kendala cuaca.

"Kemarin, kami mencoba untuk berkomunikasi melalui saluran radio tetapi masih terhambat," ujarnya.

Sebelumnya pada Rabu (5/4/2023), Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono optimistis Philip yang disandera KKB Pimpinan Egianus Kogoya bisa dibebaskan dengan selamat.

"Insyaallah optimistis. Ya, optimistis," ujar Yudo.

Evaluasi Prajurit TNI

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman akan mengevaluasi secara menyeluruh bagi prajurit yang akan bertugas dalam operasi militer.

Pernyataan Dudung untuk menanggapi tewasnya prajurit TNI AD dalam kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata alias KKB di Nduga, Papua. 

"TNI AD juga akan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap sistem pembinaan latihan bagi prajurit dan satuan yang akan ditugaskan untuk melaksanakan operasi militer, serta mengambil langkah-langkah strategis yang diperlukan sesuai Tugas Pokok dan fungsi (Tupoksi), serta wewenang dan tanggung jawab yang ada pada TNI AD," ujar Dudung, Senin (17/4/2023).

Dudung memerintahkan seluruh jajaran TNI AD untuk terus menyiapkan pasukan guna mendukung segala bentuk tugas operasi sesuai dengan kebijakan Panglima TNI.

Selain itu, dia juga mengecam rentetan peristiwa penyerangan oleh KSTP terhadap prajurit-prajurit TNI-Polri di Papua beberapa waktu belakangan, khususnya yang baru saja terjadi terhadap prajurit Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna.

“Rentetan kasus tersebut menjadi bukti dari kebiadaban Kelompok Separatis Teroris Papua yang terus menerus memberikan teror kepada masyarakat maupun alat negara yang sedang bertugas,” ujar Dudung dalam keterangan resminya, Senin (17/4/2023).

DPR Minta TNI-Polri Profesional

Anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas meminta TNI/Polri, yang melakukan operasi pembebasan pilot Susi Air Philips Mark Methrtens di Nduga Papua, tetap profesional agar tak ada korban jatuh.

Dia mendapat informasi sejumlah masyarakat sipil kerap menjadi korban akibat operasi TNI/Polri terhadap KKB di Papua. Selain itu, tentara atau polisi juga tak luput menjadi korban. Terbaru, Mabes TNI menginformasikan satu prajurit Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Pratu Miftahul Arifin juga gugur.

Oleh sebab itu, Yan menilai operasi pembebasan pilot Susi Air kurang tepat sasaran. Jatuhnya korban dari masyarakat sipil, lanjutnya, malah akan menimbulkan persoalan lain seperti balas dendam kepada pihak keamanan.

"Saya yakin kalau masih ada masyarakat yang menjadi korban maka persoalan akan semakin panjang dan tidak tuntas. Sebaiknya sasaran operasi harus jelas sesuai dengan target," ujar Yan dalam keterangan tertulis, Senin, (17/4/2023).

Legistor dari Fraksi Gerindra ini tak heran perlawan dari KKB semakin gencar dilakukan. Dia menyarankan, semua elemen, lembaga, maupun institusi negara harus meninggalkan egonya, kemudian duduk bersama mencari solusi guna mencapai sepakat demi kedamaian di Papua.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper