Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang dipimpin oleh Egianus Kogoya telah meresahkan masyarakat Papua dengan menyandera masyarakat sipil, dan penembakan TNI serta Polri dalam beberapa tahun terakhir.
Melansir dari Reuters, Senin (17/4/2023), setidaknya ada tiga kasus penyanderaan yang pernah dilakukan kelompok KKB di Papua.
Pada 1996, sekelompok peneliti satwa liar yang terdiri dari 26 orang, termasuk 4 orang Inggris dan 2 orang Belanda, diculik di daerah Mapenduma, Nduga, Papua.
Beberapa sandera kemudian dibebaskan, namun 11 di antaranya ditahan selama 4 bulan. Akibatnya, TNI melancarkan operasi militer untuk membebaskan mereka. Meski begitu, ada 2 sandera yang tewas dan sembilan lainnya berhasil diselamatkan.
Lalu, pada 2015 para separatis kembali menangkap 2 orang pekerja konstruksi. Beberapa hari kemudian korban dibebaskan setelah diberi uang tebusan.
Selanjutnya, pada 2017 kelompok KKB Papua menduduki beberapa desa dan mengancam akan mengganggu operasi di dekat tambang tembaga Grasberg di Mimika, Papua Tengah. Meski begitu, mereka meninggalkan lokasi setelah TNI melancarkan operasi militer.
Saat ini KKB menyandera pilot Susi Air asal Selandia Baru, Philips Marthens. Dia menjadi korban ketika mendarat di wilayah terpencil Nduga pada 7 Februari 2023.
Pada video yang dibagikan oleh KKB, Marthens mengatakan bahwa nyawanya mungkin terancam dan menyinggung pemerintah untuk segera melakukan tindakan.
Dia menyatakan bahwa KKB menyanderanya karena ingin Papua Merdeka. KKB menginginkan militer Indonesia pulang dari Papua, agar Papua bisa merdeka.
"Kelompok Papua menangkap saya untuk Papua Merdeka. Mereka minta agar militer Indonesia pulang dan jika tidak, mereka tetap menahan saya dan keselamatan saya akan terancam," kata Philips dalam bahasa Indonesia dan Inggris.