Bisnis.com, JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menjelaskan penyebab gempa magnitudo 6,6 yang terjadi di Tuban dapat dirasakan guncangannya hingga beberapa daerah seperti Jakarta hingga Lombok pada Jumat (14/4/2023).
Penyelidik Bumi Madya PVMBG, Supartoyo, mengatakan gempa di Tuban tergolong deep earthquake atau gempa dalam dengan mekanisme sesar normal akibat tarikan pada zona penunjaman atau subduksi.
"Dengan M6,6 dan kedalaman dangkal gempa akan terasa pada radius luas," kata Supartoyo kepada Bisnis, Jumat (14/4/2023).
Dia menjelaskan bahwa gempa Tuban tidak berpotensi tsunami, meskipun skala kekuatan guncangan menyebar ke berbagai wilayah. Adapun, gempa bumi itu terasa kuat di Jakarta, Bandung, Sukabumi, Malang, hingga Lombok.
"Gempa terasa cukup kuat di Jakarta, Bandung, karena daerah tersebut tersusun oleh endapan kuarter yang bersifat lunak, lepas, belum kompak dan memperkuat efek guncangan sehingga terasa kuat guncangannya," ujarnya.
Menurutnya, mitigasi gempa Tuban perlu dilakukan dengan mitigasi struktural berupa pencegahan guna meminimalisir dampak dari guncangan kuat gempa dan mitigasi non-struktural atau penyelesaian setelah bencana terjadi.
Baca Juga
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan gempab umi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya aktivitas deformasi slab pull pada lempeng Indo-Australia yang tersubduksi hingga di bawah Laut Jawa.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun normal fault," kata Daryono, dihubungi terpisah.
Dia menjelaskan, gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Kuta dengan skala intensitas V MMI, di mana getaran dirasakan hampir semua penduduk dan membuat banyak orang terbangun.
Lalu, di Karangkates, Trenggalek, Gianyar, Tulungagung, Trengalek, Nganjuk, Pacitan, Kediri, Tuban, Garut, Mataram, Malang, dan Surabaya dengan skala intensitas IV MMI yang lebih terasa bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Lebih lanjut, Denpasar, Madiun, Pelabuhan Ratu, Bayah, Malingping, Labuan, Tabanan, Lombok barat, Lombok timur, Lombok tengah, Lombok utara, Sumbawa, Dompu, Bima dengan skala intensitas III MMI yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Sementara, di Magelang, Bantul, Yogya, Gunungkidul, Purworejo, Pacitan, Wonogiri, Purwokerto, Lembang, Wonosobo, Klaten, Solo dan Purbalingga dengan skala intensitas II MMI, di mana getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyann.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," terangnya.
Namun, dia mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, pada Jumat (14/4/2023) pukul 16.55 WIB wilayah Laut Jawa, diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,9.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 6,31° LS ; 111,96° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 Km arah BaratLaut Kota Tuban, Jawa Timur pada kedalaman 643 km.