Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Putar Musik Selama Ramadan, Satu-satunya Radio Pro Wanita di Afghanistan Ditutup Taliban

Taliban menutup stasiun radio yang dioperasikan wanita Afghanistan.
Pasukan Taliban berhasil menduduki Ibu Kota Afganistan, Kabul pada Minggu (15/8/2021)/DW.com
Pasukan Taliban berhasil menduduki Ibu Kota Afganistan, Kabul pada Minggu (15/8/2021)/DW.com

Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pejabat Taliban mengatakan bahwa sebuah stasiun radio yang dikelola wanita di timur laut Afghanistan telah ditutup, karena memutar musik selama bulan Ramadan. 

Stasiun radio Sadai Banowan, yang berarti suara wanita dalam bahasa Dari, jadi satu-satunya radio yang dikelola wanita di Afghanistan dan telah didirikan sejak 10 tahun lalu, yang di dalamnya memiliki 8 staf, dan 6 di antaranya wanita.

Direktur Informasi dan Kebudayaan di Provinsi Badakhshan Moezuddin Ahmadi mengatakan bahwa stasiun radio itu telah melanggar hukum dan peraturan Imarah Islam beberapa kali dengan menyiarkan lagu dan musik selama Ramadan dan ditutup karena pelanggaran tersebut.

“Jika stasiun radio ini menerima kebijakan Imarah Islam Afghanistan dan memberikan jaminan tidak akan terulang lagi, kami akan mengizinkannya untuk beroperasi kembali,” kata Ahmadi.

Kepala stasiun radio Najia Sorosh membantah adanya pelanggaran, dengan mengatakan tidak perlu sampai dilakukan penutupan. 

"Taliban memberi tahu kami bahwa kami telah menyiarkan musik, padahal kami belum menyiarkan musik apapun,” katanya, seperti dilansir dari Reuters, pada Senin (3/3/2023). 

Sorosh mengatakan perwakilan dari Kementerian Informasi dan Kebudayaan dan Direktorat Wakil dan Kebajikan tiba di stasiun radionya dan menutup radio tersebut pada Kamis (30/3/2023) pukul 11.40 atau (7.10 GMT). 

Dia mengatakan bahwa staf stasiun radio itu telah menghubungi Direktorat Wakil dan Kebajikan, tetapi pejabat di sana mengatakan pihaknya tidak memiliki informasi tambahan tentang penutupan tersebut.

Sementara itu, banyak jurnalis kehilangan pekerjaan setelah pengambilalihan Taliban di Afghanistan pada Agustus 2021. 

Menurut Asosiasi Jurnalis Independen Afghanistan, outlet media tutup karena kekurangan dana atau karena para staf meninggalkan negara itu. 

Wartawan lokal Afghanistan yang menolak untuk mematuhi kebijakan Taliban telah ditangkap, dengan beberapa melaporkan penganiayaan serta penyiksaan setelah pembebasan mereka.

Taliban telah melarang wanita dari sebagian besar pekerjaan dan pendidikan, termasuk universitas. Namun, tidak ada larangan resmi untuk musik.

Selama pemerintahan sebelumnya pada akhir 1990-an, Taliban melarang sebagian besar televisi, radio, dan surat kabar di negara itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper