Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meminta Kongres untuk meloloskan larangan senjata serbu setelah enam orang, termasuk tiga orang anak, tewas dalam penembakan di SD Kristen di Nashville, Tennessee pada Seni (27/3/2023).
"Kita harus berbuat lebih banyak untuk menghentikan kekerasan senjata. Itu menghancurkan komunitas kita. Saya sekali lagi meminta Kongres untuk mengesahkan larangan senjata serbu saya," kata Biden di Gedung Putih melansir Reuters Selasa (28/3/2023).
Penembak Nashville, seorang transgender berusia 28 tahun ditembak mati oleh petugas di tempat kejadian. Dia memiliki setidaknya dua senapan semi-otomatis dan sebuah pistol, kata polisi pada awalnya. Polisi kemudian mengatakan penembak memiliki satu senapan semi-otomatis dan dua pistol.
Biden, seorang Demokrat, telah berulang kali menyerukan larangan senjata serbu yang diperbarui dan aturan yang lebih ketat tentang penjualan senjata, langkah-langkah yang perlu disahkan Kongres.
DPR AS dikendalikan oleh Partai Republik.
Undang-undang keamanan senjata baru tidak mungkin terjadi tahun ini, kata anggota parlemen utama.
Baca Juga
"Berapa banyak lagi anak yang harus dibunuh sebelum Partai Republik di Kongres maju dan bertindak untuk mengesahkan larangan senjata serbu, untuk menutup celah dalam sistem pemeriksaan latar belakang kita atau untuk meminta penyimpanan senjata yang aman?" ujar Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan sebelum Biden berbicara.
Mantan Siswa
Seorang mantan siswa bersenjata berat membunuh tiga anak kecil dan tiga karyawan dalam serangan yang diduga direncanakan dengan hati-hati di sebuah SD swasta di Nashville pada Senin (27/3/2023), sebelum ditembak mati oleh polisi.
Melansir Channel News Asia, Selasa (28/3/2023), Kepala Polisi John Drake menyebut tersangka bernama Audrey Hale, 28, yang kemudian dikatakan petugas diidentifikasi sebagai transgender.
Hale memiliki peta sekolah yan detail mencakup lokasi pengawasan dan titik masuk-keluar gedung sekolah. Dia siap menghadapi konfrontasi dengan penegak hukum, kata kepala polisi kepada wartawan.
Dalam wawancara dengan NBC News, dia mengatakan tersangka kemungkinan merencanakan serangan yang lebih luas, karena ada pertanda menunjukkan bahwa akan ada penembakan di beberapa lokasi, dan sekolah adalah salah satunya.
Berbekal setidaknya dua senapan serbu dan pistol, Hale memasuki The Covenant School, sebuah akademi Kristen, dari pintu samping, diduga menembak melalui pintu - menembakkan beberapa tembakan saat maju melalui gedung.