Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin oposisi India dari Partai Kongres Rahul Gandhi dinyatakan bersalah atas kasus pencemaran nama baik keluarga PM Narendra Modi. Pengadilan di India Barat menjatuhinya hukuman selama dua tahun penjara. Dia memberi jaminan dan hukuman ditangguhkan selama tiga puluh hari.
Presiden Kongres Mallikarjun Kharge mengatakan, Gandhi juga akan mengajukan banding atas putusan itu dan menyebut pemerintah Modi sebagai pengecut dan diktator.
Adapun, kasus ini bermula ketika Gandhi dalam pidatonya mempertanyakan kepada khalayak mengapa semua pencuri di India memiliki nama Modi sebagai nama keluarga mereka. Dia kemudian menyebut beberapa nama seperti bos Liga Primer India Lalit Modi serta nama buronan India, Nirav Modi.
Kasus pencemaran nama baik ini pertama kali diajukan oleh seorang pemimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) tak berselang setelah Gandhi berpidato di rapat umum Pemilu 2019.
Komentarnya dipandang sebagai cercaan terhadap perdana menteri, yang kemudian memenangkan pemilihan dengan telak.
Anggota parlemen juga menyebut pernyataan itu adalah fitnah terhadap semua orang yang berbagi nama belakang Modi yang kerap dikaitkan dengan kasta tradisional India yang lebih rendah.
Baca Juga
"Jika Anda akan menghina seluruh nama keluarga Modi, ini benar-benar memfitnah," ujar anggota parlemen dari Partai Bharatiya Janata (BJP) dikutip dari Channel News Asia, Jumat (24/3/2023).
Di sisi lain, pengacara Gandhi BM Mangukiya menegaskan bahwa kliennya tidak bermaksud untuk menghina pihak mana pun. Menurutnya, pernyataan tersebut justru menjadi salah satu upaya Gandhi untuk mengungkap koropsi di India.
"Komentarnya tidak dimaksudkan untuk menyakiti atau menghina komunitas mana pun," jelasnya.
Untuk diketahui, Gandhi merupakan salah satu pemimpin oposisi utama di India yang akan bersaing dengan Modi untuk menduduki posisi perdana menteri pada 2024. Dia adalah cucu dari PM India Indira Gandhi dan cicit dari PM India pertama Jawaharlal Nehru.
Kongres Gandhi yang dulunya dominan menguasai kursi terpilih di majelis, kini harus kalah telak dari BJP dalam dua pemilu berturut-turut.
Modi tetap menjadi politisi paling populer di India dengan selisih yang besar dan secara luas diperkirakan akan memenangkan kemenangan ketiga pada pemilihan umum berikutnya pada tahun 2024.