Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia terbuka terhadap rencana dan upaya China untuk mengakhiri pertempuran di Ukraina.
China berusaha untuk menempatkan dirinya sebagai pihak netral dalam konflik Ukraina, tetapi Washington memperingatkan dunia agar tidak tertipu oleh langkah Beijing.
Perjalanan 3 hari Xi juga bertujuan untuk memberikan dukungan kepada Putin yang diisolasi secara internasional, beberapa hari setelah pengadilan kejahatan perang mengeluarkan surat perintah penangkapannya atas tuduhan mendeportasi anak-anak Ukraina secara tidak sah.
"Kami selalu terbuka untuk negosiasi," kata Putin kepada Xi, dilansir dari CNA, Selasa (21/3/2023).
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) mencurigai kunjungan Presiden China ke Rusia menjadi bagian dari rencana ekspor senjata. Namun, kecurigaan itu telah dibantah keras oleh China.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyuarakan skeptisisme atas proposal Ukraina Xi. Dia memperingatkan dunia bahwa upaya itu menjadi taktik mengulur-ulur waktu untuk membantu Rusia.
Baca Juga
"Rusia sendiri dapat mengakhiri perangnya hari ini. Sampai Rusia melakukannya, kami akan tetap bersatu dengan Ukraina selama diperlukan," kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
Lebih lanjut, Xi dan Putin berkumpul untuk membahas kertas posisi 12 poin China tentang konflik Ukraina, yang mencakup seruan untuk dialog dan penghormatan terhadap kedaulatan teritorial semua negara.
Selama pertemuan pertamanya dengan Putin, Xi memuji hubungan dekat dengan Rusia dan pemimpin Rusia itu mengatakan kedua negara memiliki banyak tujuan dan tugas yang sama.
Kantor berita negara RIA Novosti mengatakan pembicaraan antara pemimpin Rusia dan China berlangsung selama 4,5 jam. Keduanya akan bertemu lagi untuk pembicaraan formal pada hari hari ini, Selasa (21/3/2023).
Putin menyambut baik pernyataan Beijing tentang Ukraina sebagai indikasi kesediaan untuk memainkan peran konstruktif dalam mengakhiri konflik. Namun, Kyiv mengulangi seruan agar Rusia menarik pasukannya dari Ukraina.
"Kami berharap Beijing menggunakan pengaruhnya di Moskow untuk mengakhiri perang agresif melawan Ukraina," kata juru bicara kementerian luar negeri Ukraina Oleg Nikolenko ke AFP.
Sementara itu, Kepala kelompok tentara bayaran Wagner Rusia mengatakan bahwa pasukannya menguasai lebih dari dua pertiga kota Bakhmut di Ukraina timur.
"Saat ini, unit Wagner menguasai sekitar 70 persen kota Bakhmut dan melanjutkan operasi untuk menyelesaikan pembebasan kota tersebut," kata Yevgeny Prigozhin dalam surat terbuka kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.