Bisnis.com, JAKARTA – Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta Ketua IDI Cabang Nabire dan Papua untuk menginvestigasi penyebab kematian satu-satunya dokter paru di Nabire, yaitu Mawartih Susanty (Mawar).
Ketua PB IDI Mohammad Adib Khumaidi menyampaikan publik untuk tidak berspekulasi terlebih dahulu terkait penyebab kematian Mawar karena saat ini tengah menunggu hasil otopsi.
“PB IDI sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Ketua IDI Cabang Nabire dan Ketua IDI Wilayah Papua dan akan terus mengawal investigasi penyebab kematian almarhumah dr Mawartih. Mengenai informasi penyebab kematian yang beredar di media dan sosial media, kami meminta seluruh pihak untuk menunggu pengumuman hasil otopsi untuk menghindari misinformasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (11/3/2023).
Saat ini, jenazah Mawar telah diterbangkan dari Nabire ke kampung halamannya di Makassar dan tengah menjalani otopsi atas izin keluarga.
Diketahui dokter yang telah mengabdi selama 5 tahun di Rumah Sakit Umum Daerah Nabire, Papua Tengah, tersebut ditemukan meninggal dunia di kediamannya. Meski belum diketahui penyebabnya, PB IDI juga mengingatkan bahwa perihal jaminan keamanan dan keselamatan telah diminta kepada pemerintah untuk menjadi perhatian penting.
Mengingat, sebelumnya dokter Soeko yang meninggal saat peristiwa kerusuhan Wamena 2019 serta kekerasan yang terjadi pada sejumlah tenaga kesehatan dan penyerangan pada fasilitas kesehatan di Pegunungan Bintang, Papua pada 2021.
Baca Juga
PB IDI meminta kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta seluruh aparat keamanan di daerah terutama di wilayah konflik untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan pada para tenaga kesehatan yang bertugas di daerah tersebut.
Sebagaimana diketahui, jumlah dokter terutama spesialis di Timur Indonesia sangat terbatas. Menjadi hal penting untuk mengatasi kendala dalam pemerataan dokter spesialis di daerah adalah belum ada jaminan keselamatan dan keamanan bagi para tenaga kesehatan yang bertugas, terutama di wilayah konflik.
Adib meminta pemerintah juga perlu memperbaiki infrastruktur termasuk akses menuju fasilitas kesehatan sehingga baik tenaga kesehatan dokter maupun masyarakat bisa mengakses layanan kesehatan dengan lebih baik.
“Namun kendala pemerataan dokter spesialis di daerah terutama wilayah terpencil akan sulit diatasi apabila hal-hal seperti jaminan keamanan dan keselamatan serta akses infrastruktur tidak diperbaiki oleh pemerintah,” tegas Adib.
Adapun, Ketua IDI Cabang Nabire Oktovianus Saranga mengungkap belasungkawa sedalam-dalamnya, karena tidak hanya menjadi dokter spesialis paru satu-satunya, almarhumah Mawartih juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan edukasi dari IDI maupun pemerintah setempat.
“Beliau juga dikenal ramah dan selalu menolong orang. IDI Nabire siap membantu penyelidikan penyebab meninggalnya beliau,” katanya.